digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 Eka Puspita Arumaningtyas
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Eka Puspita Arumaningtyas
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Eka Puspita Arumaningtyas
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Eka Puspita Arumaningtyas
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Eka Puspita Arumaningtyas
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Eka Puspita Arumaningtyas
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 7 Eka Puspita Arumaningtyas
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan


Awal bulan pada Kalender Hijriah ditentukan dengan menggunakan visibilitas hilal. Salah satu parameter yang umum digunakan adalah dengan menentukan besar nilai kontras minimum yang diperlukan untuk mengamati hilal (Hoffman 2002). Kontras didefinisikan sebagai perbandingan antara kecerlangan Bulan dengan kecerlangan langit. Perhitungan kecerlangan langit pada Tugas Akhir ini dilakukan dengan menggunakan model yang telah diturunkan oleh Schaefer (1993). Sedangkan nilai kontras dihitung dengan menggunakan beberapa definisi yang diturunkan oleh Ilyas (1984), Schaefer (1993), dan Sultan (2006). Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai kecerlangan langit sebanding dengan pertambahan elevasi lokasi pengamatan dan ketinggian Bulan dan Matahari serta berbanding terbalik terhadap kelembaban relatif dan separasi sudut antara arah langit dengan Bulan dan Matahari. Selain itu kecerlangan langit saat Matahari berada di titik balik selatan lebih tinggi daripada saat Matahari berada di titik balik utara. Didapatkan pula bahwa nilai kontras menggunakan definisi Ilyas dan Sultan berbanding terbalik dengan kecerlangan langit. Sedangkan kontras menggunakan definisi Schaefer sebanding dengan kecerlangan langit.