digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kanker merupakan penyakit yang disebabkan pembelahan sel abnormal yang tidak terkontrol. Salah satu jenis kanker adalah kanker hati yang menempati peringkat keempat kanker yang paling banyak menyebabkan kematian di dunia pada 2018. Terdapat beberapa macam obat kanker, salah satunya adalah antimikrotubul. Antimikrotubul merupakan salah obat kanker yang bekerja dengan mengganggu tubulin sehingga pembelahan sel tidak terjadi. Senyawa yang bekerja sebagai antimikrotubul adalah senyawa turunan 1H-benzo[d]imidazol dari asam dehidroabietat. Penelitian ini bertujuan menemukan senyawa turunan 1H-benzo[d]imidazol dari asam dehidroabietat dengan aktivitas yang lebih baik. Metode yang digunakan adalah Hubungan Kuantitatif Struktur-Aktivitas (HKSA) dengan analisis Hansch. Training set yang digunakan adalah 22 senyawa turunan 1Hbenzo[d]imidazol dari asam dehidroabietat yang telah diuji in vitro terhadap sel kanker hati HepG2. Persamaan HKSA terbaik adalah LogIC50 = ?17,820 ± (3,744) + (2,462 ± 0,320) × AM1_LUMO + (18,290 ± 3,474) × density –(2,642 ± 0,429) × logP + (11,152 ± 1,686) × mr –(0,278 ± 0,042) × vol. Dari persamaan HKSA tersebut didesain 24 senyawa turunan baru dan ditemukan 10 senyawa turunan dengan IC50 prediksi lebih rendah daripada senyawa induk, senyawa 7e. Dari hasil penambatan molekular (molecular docking) dengan tubulin, didapatkan tujuh senyawa turunan baru yang memilki energi ikatan lebih rendah daripada senyawa 7e. Senyawa T1 memilki IC50 prediksi lebih rendah dibandingkan senyawa 7e dan diprediksi memiliki interaksi yang lebih baik dengan tubulin.