digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Salah satu penyebab kanker paru-paru yang memiliki prevalensi tertinggi adalah mutasi genetik, seperti mutasi Epidermal Growth Factor Receptor (EGFR). Pengobatan kanker mutasi EGFR utama adalah Tyrosine Kinase Inhibitor (EGFR-TKI). Namun, pada penggunaan obat EGFR-TKI seringkali terjadi resistensi sehingga dibutuhkan pengembangan EGFR-TKI baru. Sebuah studi menemukan bahwa turunan furanopirimidin memiliki potensi untuk menjadi inhibitor baru. Pada percobaan ini dilakukan studi Hubungan Kuantitatif Struktur-Aktivitas (HKSA) untuk menemukan parameter fisikokimia yang berpengaruh pada aktivitas inhibisi EGFR sehingga dapat dikembangkan senyawa turunan furanopirimidin baru yang memiliki IC50 lebih baik. Sebanyak 45 senyawa turunan furanopirimidin dimodelkan struktur 3D-nya, dioptimasi, dan dihitung nilai deskriptornya. Data tersebut kemudian dibagi menjadi training set dan test set. Training set digunakan untuk membuat model HKSA, dan model tersebut kemudian divalidasi menggunakan parameter validasi R2 > 0,6 dan q2 > 0,5. Validasi eksternal dilakukan menggunakan test set dengan parameter R2 > 0,6, 0,85 < k < 1,15, dan 0,85 < k’< 1,15. Persamaan HKSA yang valid adalah: log (1/IC50) = 62,123 × (HOMO) –0,018 × (Entalpi) + 56,916 × (Densitas) –0,530 × (ASA) + 0,637 × (Polarisabilitas) + 0,315 × (LogP) + 0,251 × (Refraktivitas). Berdasarkan persamaan tersebut dan juga analisis tren pada data, telah dirancang sebanyak 3 molekul baru dengan prediksi nilai IC50 yang lebih baik dibandingkan senyawa terbaik pada studi sebelumnya, yaitu senyawa 21. Hasil prediksi IC50 untuk senyawa 46, 49, dan 52 yaitu: 2,733 nM, 1,968 nM, dan 2,160 nM, sedangkan nilai IC50 untuk senyawa 21 adalah 3,007 nM.