Salah satu penyebab kanker paru-paru yang memiliki prevalensi tertinggi adalah mutasi genetik,
seperti mutasi Epidermal Growth Factor Receptor (EGFR). Pengobatan kanker mutasi EGFR utama
adalah Tyrosine Kinase Inhibitor (EGFR-TKI). Namun, pada penggunaan obat EGFR-TKI seringkali
terjadi resistensi sehingga dibutuhkan pengembangan EGFR-TKI baru. Sebuah studi menemukan
bahwa turunan furanopirimidin memiliki potensi untuk menjadi inhibitor baru. Pada percobaan ini
dilakukan studi Hubungan Kuantitatif Struktur-Aktivitas (HKSA) untuk menemukan parameter
fisikokimia yang berpengaruh pada aktivitas inhibisi EGFR sehingga dapat dikembangkan senyawa
turunan furanopirimidin baru yang memiliki IC50 lebih baik. Sebanyak 45 senyawa turunan
furanopirimidin dimodelkan struktur 3D-nya, dioptimasi, dan dihitung nilai deskriptornya. Data
tersebut kemudian dibagi menjadi training set dan test set. Training set digunakan untuk
membuat model HKSA, dan model tersebut kemudian divalidasi menggunakan parameter validasi
R2 > 0,6 dan q2 > 0,5. Validasi eksternal dilakukan menggunakan test set dengan parameter R2 > 0,6,
0,85 < k < 1,15, dan 0,85 < k’< 1,15. Persamaan HKSA yang valid adalah: log (1/IC50) = 62,123 ×
(HOMO) –0,018 × (Entalpi) + 56,916 × (Densitas) –0,530 × (ASA) + 0,637 × (Polarisabilitas) + 0,315
× (LogP) + 0,251 × (Refraktivitas). Berdasarkan persamaan tersebut dan juga analisis tren pada
data, telah dirancang sebanyak 3 molekul baru dengan prediksi nilai IC50 yang lebih baik
dibandingkan senyawa terbaik pada studi sebelumnya, yaitu senyawa 21. Hasil prediksi IC50 untuk
senyawa 46, 49, dan 52 yaitu: 2,733 nM, 1,968 nM, dan 2,160 nM, sedangkan nilai IC50 untuk
senyawa 21 adalah 3,007 nM.
Perpustakaan Digital ITB