digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Coworking pada awalnya dimulai sebagai cara untuk memadukan gaya kerja mandiri pekerja lepas dan nilai komunitas yang diperoleh dari sebuah ruang. Lama kelamaan, ruang tersebut berevolusi menjadi sebuah ekosistem di mana bahkan perusahaan besar pun memilih coworking sebagai tempat operasi mereka. Budaya kerja baru ini menekankan pada nilai-nilai keterbukaan dan pemberdayaan teknologi. Namun meski dengan datangnya trend positif positif, sebagai pelopor pertama coworking di kota Bandung, CO&CO masih tidak dapat menghasilkan pendapatan cukup baik yang diperkirakan karena tidak adanya sebuah strategi pemasaran yang sesuai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data primer dan data sekunder. Dilakukan juga kuesioner yang menganalisis faktor Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Empathy dari coworking space. Ditemukan, faktor yang sangat mempengaruhi preferensi ruang kerja responden adalah faktor Reliability. Ini berarti, konsumen sangat memperhatikan keandalan ruang kerja dalam memfasilitasi kebutuhan pekerjaan mereka. Ada tiga rencana pemasaran yang diajukan untuk menyelesaikan masalah bisnis yang terjadi di CO&CO yaitu (1) mengevaluasi model bisnis perusahaan; pisnis ini memiliki pendanaan awal yang tinggi dalam hal model bisnis karena kepemilikan pribadi atas bangunan dan switch cost yang tinggi. Ini disebabkan oleh aturan operasional yang diterapkan oleh perusahaan, tetapi coworking perlu mengembangkan model bisnis yang sesuai dan berkelanjutan dalam jangka panjang. CO&CO juga memiliki nilai pelayanan yang baik dan kekuatan lainnya seperti lokasi yang strategis, tetapi juga sangat mudah untuk tergantikan jika CO&CO tidak memiliki poin yang membedakan dengan para pesaingnya. (2) Melakukan akuisisi pengguna unik, dan (3) membuat point of difference perusahaan. CO&CO perlu membangun nilainya berkenaan dengan kerja sama dan apa yang dapat diperoleh konsumen dari kisaran harga CO&CO.