digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Di Indonesia, seperti halnya di banyak negara lain, internet telah menyebabkan perubahan besar di banyak industri, termasuk agroindustri. Internet menawarkan peluang untuk menjual produk dalam bentuk apa pun secara langsung kepada pelanggan. Sebagai perusahaan agribisnis terkemuka, PT Charaka merasa perlu mengembangkan diri di era digital ini dengan cara menyediakan pengiriman langsung ke temopat pelanggan yang membeli produk mereka melalui platform online baru bernama Charaka Mart. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang harus PT Charaka lakukan untuk mempertahankan posisi mereka dalam agribisnis dan memulai bisnis online. Sumber daya dan rantai nilai adalah lingkungan internal yang dianalisis dalam penelitian ini. Sementara itu, lingkungan eksternal yang dianalisis adalah lingkungan umum, industri, pelanggan, dan pesaing. Hasil analisis menunjukkan bahwa kekuatan Charaka meliputi hubungan yang kuat dengan petani lokal dan reputasi baik di mata para pelanggan. Namun, bisnis online adalah sesuatu yang benar-benar baru bagi PT Charaka. Hal ini dapat menjadi peluang yang baik, tetapi mereka perlu menyadari bahwa pesaing mereka dapat mengikuti apa yang mereka lakukan. Ada beberapa strategi yang dapat diusulkan kepada PT Charaka untuk mempertahankan posisi mereka sebagai perusahaan agribisnis terkemuka di era digital ini. Pertama, mereka harus meningkatkan penggunaan teknologi pertanian untuk memperkuat hubungan dengan petani lokal. Mereka juga harus aktif di media sosial dan menyoroti kekuatan mereka dalam strategi pemasaran yang dilakukan. Terakhir, platform online yang baru harus dioptimalkan untuk memasarkan produk. Dengan kekuatan yang mereka miliki dan strategi pemasaran yang tepat, seharusnya tidak sulit bagi mereka untuk mengembangkan platform online agar dapat terhubung langsung dengan pelanggan akhir mereka. Setiap strategi yang disebutkan di atas memiliki tindakan terperinci, jadwal waktu, penanggung jawab (PIC) dan perkiraan anggarannya sendiri. Implementasi akan dimulai pada Juli 2019 dan anggaran yang dibutuhkan diperkirakan sekitar Rp 852.000.000 untuk satu tahun implementasi. .