Perum Perumnas merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di industri properti, khususnya properti hunian. Produk yang menjadi penyumbang penjualan terbesar bagi perusahaan setiap tahunnya adalah produk rumah tipe Rumah Sederhana Tapak (RST) dan Rumah Sederhana (RS). Usaha perusahaan dalam penjualan produk rumah berupa Rumah Sederhana Tapak (RST) dan Rumah Sederhana (RS) juga didukung oleh pemerintah. Dukungan tersebut berupa berbagai kebijakan dan program pemerintah yang mempengaruhi industri properti seperti pembangunan infrastruktur secara masif, pengaturan pembiayaan & pinjaman, serta program satu juta rumah. Untuk memanfaatkan peluang ini, Perumnas membuat sebuah rencana proyek perumahan di Sumatra Utara (Regional I) dimana sebagian besar produknya merupakan rumah murah. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk melakukan analisis proyek perumahan tentang kelayakan keuangan proyek, variabel-variabel yang sangat mempengaruhi pengembalian pada proyek ini, hasil pengembalian proyek pada beberapa kondisi, dan risiko yang mungkin muncul dalam proyek ini.
Pada penelitian ini dilakukan wawancara terstruktur kepada pihak internal perusahaan untuk memperoleh data-data yang diperlukan yang berhubungan dengan proyek. Data-data ini kemudian digunakan untuk membuat proyeksi keuangan dalam bentuk Free Cash Flow to The Firm (FCFF). Kemudian digunakan metode Discounted Cash Flow (DCF) untuk mengetahui hasil proyeksi keuangan tersebut dalam nilai sekarang. Beberapa kriteria kelayakan dalam aspek keuangan pada proyek ini yaitu Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Profitability Index (PI).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proyek perumahan ini layak untuk dijalankan dengan menggunakan rencana strategis asli perusahaan. Proyek ini menghasilkan NPV sebesar Rp. 49,453,802,231.27, IRR sebesar 23.14%, Profitability Index sebesar 3.53, dan Payback Period selama 3.73 tahun. Variabel-variabel yang dianggap sangat berpengaruh terhadap proyek ini yaitu penjualan, biaya modal tertimbang rata-rata, dan pertumbuhan harga. Sementara untuk risiko yang diperkirakan mungkin muncul dalam proyek ini dan menjadi prioritas adalah risiko manajemen yang buruk dalam pengawasan terhadap kontraktor dan risiko proses penyelesaian pengurusan izin-izin dalam proyek yang memerlukan waktu lama.
Perpustakaan Digital ITB