digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2019_TA_PP_PUTRI_INDAH_LESTARI_ABSTRAK.pdf
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Putri Indah Lestari
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Putri Indah Lestari
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Putri Indah Lestari
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Putri Indah Lestari
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Putri Indah Lestari
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

DAFTAR Putri Indah Lestari
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

2019 TA PP PUTRI INDAH LESTARI_LAMPIRAN.pdf ]
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

2019 TA PP PUTRI INDAH LESTARI_JURNAL.pdf)u
Terbatas  Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan

Sektor pariwisata merupakan bidang multidisiplin dan multisektoral. Sektor pariwisata di Indonesia bukan hanya memberikan sumbangan dalam meningkatkan devisa negara dan lapangan perkerjaan saja namun juga memberikan dampak sosial, ekonomi, lingkungan, dan budaya serta adat istiadat. Oleh karena itu, pemerintah melakukan upaya-upaya pengembangan sektor pariwisata dengan menetapkan 10 destinasi pariwisata prioritas yang mengangkat semua jenis wisata yang ada di Indonesia, baik alam, budaya, maupun buatan manusia. Salah satu dari 10 destinasi pariwisata prioritas tersebut yakni Kawasan Wisata Kota Tua Jakarta yang mengangkat wisata warisan budaya dan sejarah (heritage and pilgrim tourism) yang berbasiskan wisata perkotaan atau disebut juga urban tourism. Jumlah kunjungan wisatawan di Kawasan Wisata Kota Tua Jakarta yang terus meningkat dalam 5 tahun terakhir menunjukkan bahwa kawasan tersebut memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Dilihat dari potensi tersebut, maka diperlukan informasi terkait tipe atau karakteristik wisatawan yang ada untuk melakukan perencanaan dan strategi pengembangan pariwisata. Dalam upaya pengembangan Kawasan Wisata Kota Tua Jakarta agar menarik untuk dikunjungi wisatawan, maka kawasan wisata tersebut harus memiliki produk wisata yang saling berhubungan antara satu dan lainnya. Produk wisata tersebut diantaranya yaitu atraksi, aksesibilitas, dan amenitas. Pengembangan kawasan wisata melalui produk wisata tersebut akan lebih optimal apabila mempertimbangkan persepsi dan preferensi wisatawan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik, persepsi dan preferensi wisatawan terhadap faktor-faktor dari produk wisata (atraksi, aksesibilitas, dan amenitas) di Kawasan Wisata Kota Tua Jakarta yang nantinya akan berdampak pada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan, peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di sekitar Kawasan Wisata Kota Tua Jakarta. Untuk mencapai tujuan tersebut, langkah pertama yang dilakukan yaitu mengidentifikasi karakteristik wisatawan di Kawasan Wisata Kota Tua Jakarta melalui kuesioner dan diolah menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Hasilnya menunjukkan bahwa karakteristik wisatawan Kawasan Wisata Kota Tua Jakarta berdasarkan demografi sebagian besar berjenis kelamin perempuan, berusia 16-23 tahun, berasal dari luar DKI Jakarta, bekerja sebagai pelajar/ mahasiswa, dan berpendapatan dibawah Rp 3.500.000. Sedangkan untuk hasil karakteristik wisatawan Kawasan Wisata Kota Tua Jakarta berdasarkan pola perjalanan sebagian besar memiliki tujuan wisata untuk berlibur/rekreasi, berkunjung sebanyak 2-5 kali dan selama 1-3 jam, serta menggunakan angkutan umum untuk menjangkau kawasan. Selanjutnya mengidentifikasi persepsi dan preferensi wisatawan terhadap faktor-faktor dari produk wisata yang terdapat di Kawasan Wisata Kota Tua Jakarta. Persepsi wisatawan diteliti melalui tingkat pengaruh faktor-faktor produk wisata terhadap kunjungan wisata. Hasilnya menunjukkan bahwa pada faktor atraksi, wisatawan lebih tertarik pada faktor bangunan bersejarah dan pendidikan, pada faktor aksesibilitas, wisatawan lebih tertarik pada faktor ketepatan dan kelancaran, dan pada faktor amenitas, wisatawan lebih tertarik pada faktor toilet. Sedangkan preferensi wisatawan diteliti melalui tingkat kepuasan wisatawan terhadap faktor-faktor dari produk wisata. Hasilnya menunjukkan bahwa pada faktor atraksi, tingkat kepuasan tertinggi wisatawan berada pada faktor tempat rekreasi, pada faktor aksesibilitas, tingkat kepuasan tertinggi wisatawan berada pada faktor moda angkutan umum, dan pada faktor amenitas, tingkat kepuasan tertinggi wisatawan berada pada faktor tempat makan.