digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kestabilan lereng merupakan faktor krusial dalam kegiatan pertambangan terbuka, terutama di wilayah dengan kondisi geologi yang kompleks. Ketidakstabilan lereng dapat menyebabkan longsoran yang berisiko terhadap keselamatan pekerja, peralatan tambang, dan kelangsungan operasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kestabilan lereng di Jalan "X" PIT "G" Tambang Air Laya PT Bukit Asam Tbk yang mengalami kejadian longsoran pada 5 Maret 2025 dengan material longsoran berupa satuan batulempung karbonan (KE2-BE) dan satuan batulempung pasiran (BE-BU). Model geometri lereng diperoleh dari pemodelan stratigrafi berbasis data bor geoteknik dan analisis kestabilan dilakukan menggunakan perangkat lunak Slide2. Pendekatan utama dalam studi ini adalah analisis balik untuk menentukan kondisi kritis aktual lereng saat longsoran dengan variasi kondisi kejenuhan muka airtanah dan beban eksternal. Analisis awal menggunakan Metode Morgenstern-Price menunjukkan bahwa pada kondisi normal, lereng memiliki nilai Faktor Keamanan (FK) sebesar 1,46 yang tergolong stabil sehingga dilakukan analisis balik untuk mengetahui penyebab terjadinya longsoran. Kemudian, dilakukan analisis dengan beberapa kondisi muka airtanah yaitu kering sebagian dan jenuh total dengan berbagai skenario beban alat angkut tambang, beban seismik, dan pengaruh hujan selama 30 hari. Hasil analisis balik menunjukkan bahwa longsoran terjadi akibat kondisijenuh total ketika curah hujan tinggi dengan nilai FK 0,96. Infiltrasi air hujan menyebabkan peningkatan tekanan air pori yang menyebabkan penurunan kohesi dan sudut geser dalam material penyusun lereng. Material yang awalnya mampu menahan beban dalam kondisi kering mengalami penurunan kekuatan geser secara signifikan saat kondisi jenuh. Akibatnya, gaya penahan massa tanah dan batuan menjadi lebih kecil dibandingkan gaya penggerak sehingga kestabilan lereng menurun serta berpotensi menimbulkan longsoran.