digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Aktivitas pasar saham di dunia meningkat pesat di beberapa tahun belakangan ini. Pada bulan Juni 2017, jumlah investor individu si pasar saham Indonesia mencapai 1 juta investor. Agar kegiatan di pasar saham berjalan dengan baik, dibutuhkan teknik valuasi yang teruji untuk meningkatkan keyakinan investor dalam melakukan transaksi saham. Hasil dari valuasi sangat bergantung pada metode valuasi yang dipilih dan diyakini benar oleh masing-masing investor. Hal ini dapat menghasilkan nilai valuasi yang berbeda-beda. Tujuan dari tesis ini adalah untuk mengevaluasi keakuratan hasil dari tiga model valuasi investasi, untuk mengetahui faktor-faktor utama yang mempengaruhi tiga model valuasi investasi, dan untuk menentukan alternatif nilai dari faktor utama terhadap tiga model valuasi invetasi agar dapat menghasilkan hasil valuasi yang lebih tepat. Untuk memvalidasi model valuasi, penulis membandingkan perkiraan harga saham menggunakan model valuasi dengan harga saham aktual sepanjang tahun 2016. Model valuasi yang digunakan adalah model 2 tahap (two stage) dari Dividend Discount Model (DDM), Free Cash Flow to Equity (FCFE), and Free Cash Flow to the Firm (FCFF). Sample yang digunakan adalah sepuluh perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia. Analisis sensitivitas (sensitivity analysis) digunakan untuk menentukan faktor-faktor utama yang mempengaruhi keakuratan masing-masing model valuasi investasi. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, dilakukan analisis skenario (scenario analysis) terhadap alternatif-alternatif faktor utama untuk masingmasing model untuk mendapatkan hasil valuasi yang lebih baik. Model valuasi DDM, FCFE, dan FCFF memberikan hasil yang berbeda-beda dan sebagian besar hasil valuasi masih di bawah harga aktualnya. Hal ini memberikan gambaran bahwa ada satu atau beberapa asumsi yang bias. Faktor-faktor utama yang paling mempengaruhi hasil valuasi DDM, FCFE, dan FCFF adalah risk-free rate, equity risk premium, dan beta. Alternatif yang dapat digunakan untuk DDM, FCFE, dan FCFF unutk mendapatkan hasil valuasi yang lebih baik adalah dengan menggunakan 7-days reverse repo rate sebagai risk-free rate. Untuk perbandingan model, FCFF dengan 7-days reverse repo rate sebagai risk-free rate dapat memberikan hasil valuasi yang lebih baik dibandingkan DDM dan FCFE.