2019_TS_PP_Albert_Stefen_Asa_I__Telnoni_1-ABSTRAK.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan 2018_TS_PP_ALBERT_STEFEN_ASA_I__TELNONI_1-_COVER.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan 2018_TS_PP_ALBERT_STEFEN_ASA_I__TELNONI_1-_BAB_1.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan 2018_TS_PP_ALBERT_STEFEN_ASA_I__TELNONI_1-_BAB_2.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan 2018_TS_PP_ALBERT_STEFEN_ASA_I__TELNONI_1-_BAB_3.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan 2018_TS_PP_ALBERT_STEFEN_ASA_I__TELNONI_1-_BAB_4.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan 2018_TS_PP_ALBERT_STEFEN_ASA_I__TELNONI_1-_BAB_5.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan 2018_TS_PP_ALBERT_STEFEN_ASA_I__TELNONI_1-_PUSTAKA.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan
Daerah penelitian berada di Pulau Alor, Kecamatan Alor Barat Daya, Kabupaten
Alor, Nusa Tenggara Timur, dengan koordinat 124o35’21,9997”-
124o33’44,2143”BT dan 8o24’4,3593”- 8o24’3,6677”LS. Pulau ini merupakan
bagian Busur Vulkanik Banda, dimana di sepanjang busur ini terdapat beberapa
sumber daya bumi potensial, seperti panas bumi Flores di bagian barat dan
mineralisasi VMS Pulau Wetar, di bagian timur. Hal ini mengindikasikan bahwa
aktifitas hidrotermal bekerja dengan baik di sepanjang busur ini. Penelitian ini
bertujuan untuk melakukan kajian geologi, karakteristik ubahan dan juga untuk
mengetahui genesa mineralisasi hidrotermal di daerah penelitian. Metode
penelitian yang dilakukan yaitu dengan analisis megaskopis dan mikroskopis
meliputi analisis petrografi, mineragrafi, difraksi sinar-x dan spektroskopi serapan
atom, untuk mengetahui satuan batuan, zona ubahan dan tekstur mineralisasi,
paragenesis mineral ubahan, asosiasi unsur, dan penentuan sistem mineralisasi.
Litologi daerah penelitian sepenuhnya terdiri dari batuan vulkanik, yaitu Satuan
Lava Dasit, Satuan Tuf yang terdiri dari tuf kristal dan tuf vitrik, dan Satuan
Breksi Piroklastik dengan sisipan tuf dan accretionary lapilli. Zona ubahan
hidrotermal yang berkembang berupa zona kuarsa-ilit-smektit-kaolinit (argilik),
zona kuarsa-serisit-klorit±muskovit (filik), dan zona albit-epidot-kalsit±kloritzeolit
(propilitik). Mineral sulfida yang hadir berupa pirit, kalkopirit, sfalerit,
galena, bornit dan kovelit, juga adanya mineral malakit dan limonit sebagai hasil
oksidasi. Tekstur pengisian urat yang ditemukan berupa veinlet kuarsa-pirit dan
juga urat kuarsa-sulfida yang dikontrol oleh sesar geser menganan berarah
timurlaut-baratdaya dan struktur tensional berarah baratlaut-tenggara. Paragenesa
mineral terdiri dari empat stadia pembentukan mineral, terdiri dari: tahap I:
kuarsa-ilit-smektit-kaolinit±paligorskit-zeolit, tahap IIa: kuarsa-kloritserisit±
muskovit, tahap IIb: kuarsa, sfalerit, markasit, galena, pirit, kalkopirit,
bornit, kovelit, tahap III : albit-epidot-kalsit-klorit±zeolit-pirofilit, dan tahap IV:
malakit-limonit-goetit. Analisis geokimia unsur menunjukan batas ambang unsur
sebagai berikut: Cu 209,69 ppm, Pb 4436,26 ppm, Zn 1311,12 ppm, Au 0.02 ppm
dan Ag 4,18 ppm, dengan asosiasi unsur Pb-Cu-Zn-Au-Ag-Sb-As. Berdasarkan
kehadiran mineral ubahan hidrotermal, mineral sulfida, tekstur mineralisasi dan
asosiasi unsur, maka ubahan dan mineralisasi di daerah penelitian merupakan
mineralisasi dengan sistem epitermal sulfida rendah.