digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhamad Alfren Rolegian
PUBLIC Open In Flipbook Rita Nurainni, S.I.Pus

COVER Muhamad Alfren Rolegian
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Muhamad Alfren Rolegian
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Muhamad Alfren Rolegian
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Muhamad Alfren Rolegian
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Muhamad Alfren Rolegian
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Muhamad Alfren Rolegian
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Muhamad Alfren Rolegian
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN Muhamad Alfren Rolegian
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

Muara Sungai Cimanuk di Kabupaten Indramayu merupakan wilayah pesisir yang mengalami dinamika garis pantai signifikan akibat proses akresi dan abrasi, yang dipicu oleh kombinasi faktor oseanografi dan aktivitas manusia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk (1) mengestimasi perubahan garis pantai di Muara Cimanuk dari tahun 2014 hingga 2024 dan (2) menghitung laju perubahan serta luas area terkait proses erosi dan akresi. Metode yang digunakan mencakup analisis citra satelit Landsat 8 OLI dengan teknik Modified Normalized Difference Water Index (MNDWI) dan analisis garis pantai menggunakan Digital Shoreline Analysis System (DSAS). Selain itu, dilakukan survei lapangan menggunakan drone di dua area representatif, yaitu Pantai Waledan (akresi) dan Pantai Tiris (abrasi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Muara Cimanuk didominasi oleh akresi, dengan rata-rata pergeseran garis pantai sebesar 46,77 m dan laju perubahan mencapai 4,68 m/tahun. Secara keseluruhan, terjadi perubahan area daratan seluas 818,27 ha, terdiri dari akresi sebesar 515,12 ha dan abrasi sebesar 303,16 ha. Validasi spasial terhadap data dari Badan Informasi Geospasial (BIG) dan penginderaan drone menunjukkan rata-rata Shoreline Change Envelope (SCE) antara 12–16 m, yang masih dalam batas toleransi resolusi citra satelit Landsat (30 m). Faktor oseanografi seperti pasang surut, topografi landai, dan arah gelombang dominan dari barat daya, serta konversi lahan pesisir menjadi tambak, turut memengaruhi pola sedimentasi dan abrasi di wilayah studi.