digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRA Nadia Salsabila Afridayanti
PUBLIC Open In Flipbook Rita Nurainni, S.I.Pus

COVER Nadia Salsabila Afridayanti
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Nadia Salsabila Afridayanti
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Nadia Salsabila Afridayanti
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Nadia Salsabila Afridayanti
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Nadia Salsabila Afridayanti
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Nadia Salsabila Afridayanti
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Nadia Salsabila Afridayanti
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN Nadia Salsabila Afridayanti
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

Pantai Nusa Dua, Bali, merupakan salah satu kawasan pesisir yang mengalami dinamika perubahan morfologi akibat interaksi antara gelombang, arus, dan aktivitas manusia, termasuk pembangunan struktur pesisir seperti groyne. Struktur ini dirancang untuk menahan sedimentasi dan meminimalkan erosi, namun dapat menyebabkan redistribusi sedimen yang tidak merata, menghasilkan akumulasi di sisi updrift dan erosi di sisi downdrift. Perubahan tersebut dapat berdampak signifikan terhadap keberlanjutan garis pantai, keamanan bangunan di pesisir, serta ekosistem pesisir. Untuk memahami fenomena ini, model satu dimensi diterapkan dalam melakukan simulasi dinamika perubahan garis pantai dan profil dasar pantai dengan menggunakan perangkat lunak MIKE LITPACK serta tiga modul LITDRIFT, LITLINE, dan LITPROF. Data gelombang dari tahun 2016 hingga 2021 digunakan sebagai input utama untuk merepresentasikan pola transportasi sedimen sejajar pantai, perubahan posisi garis pantai, dan perubahan profil dasar pantai. Hasil simulasi menunjukkan bahwa keberadaan struktur groyne secara signifikan memengaruhi distribusi sedimen dengan akumulasi di sisi updrift dan erosi di sisi downdrift. Perubahan garis pantai mengalami akresi hingga +20 meter di sisi updrift dan erosi mencapai -15 meter di sisi downdrift. Profil dasar pantai juga mengalami fluktuasi signifikan dengan penurunan hingga -0,5 meter pada area erosi dan peningkatan hingga +0,3 meter pada area deposisi. Validasi model dilakukan dengan membandingkan hasil simulasi transportasi sedimen dengan data perubahan garis pantai hasil interpretasi citra satelit dan menunjukkan kecocokan yang baik dengan selisih volume sedimen di bawah 3%. Nilai tersebut memperkuat keandalan model dalam merepresentasikan proses morfologi pantai serta menegaskan peran penting groyne dalam memodifikasi perubahan morfologi, sekaligus mengindikasikan potensi dampak erosi di wilayah downdrift dan perlu mendapat perhatian dalam pengelolaan pesisir.