digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Gas alam saat ini menjadi sumber energi utama, menggantikan minyak bumi, karena karakteristik energi bersih yang dimilikinya. Adapun Indonesia telah terlibat dalam kegiatan memproduksi gas bumi dan menjadi eksportir gas bumi dalam bentuk Liquefied Natural Gas (LNG) sejak tahun 1977 dengan didirikannya kilang pencairan gas alam di Bontang dimana PT Badak NGL adalah operatornya. Tren menurunnya pasokan gas bumi memberikan tantangan kedepan untuk industry LNG, dimana Indonesia diestimasi akan mulai mengimpor gas bumi pada tahun 2024 dan akan menghentikan kegiatan ekspor gas bumi pada tahun 2034, yang juga akan berdampak pada keberlanjutan bisnis PT Badak NGL. Disisi lain, trend global mengenai kemajun teknologi informasi (TI) dalam bentuk transformasi digital dan Industri 4.0 telah memberikan dampak perubahan yang besar kepada bisnis. Dengan demikian, PT Badak NGL harus mengusulkan strategi diversifikasi dan menggunakan kemajuan TI untuk mendukung strategi bisnis tersebut. Eksplorasi isu bisnis kemudian dilakukan untuk menganalisa lingkungan eksternal dan internal. Sebagai operator yang telah berpengalaman lebih dari 40 tahun mengoperasikan kilang Badak LNG, asset yang terpelihara dan handal, serta pekerja yang berpengalaman dapat menjadi keunggulan kompetitif dari PT Badak NGL untuk mengembangkan bisnisnya. Berdasarkan hasil dari analisa eksternal dan internal, strategi diversifikasi diusulkan dalam bentuk jasa tenaga ahli untuk melakukan pengoperasian dan pemeliharaan kilang LNG, pusat keahlian LNG (sebagai pusat pelatihan maupun pusat rekayasa), penggunakan bengkel pemeliharaan, penyedia jasa pelatihan LNG dan rekayasa terkait bidang LNG, mengembangkan bisnis LNG skala kecil dan melakukan konversi ke bisnis LNG regasifikasi terminal. Untuk mengidenfikasi inisiatif TI yang dapat mendukung strategi bisnis tersebut, konsep keselarasan bisnis-TI akan digunakan. Rencana implementasi dari strategi diversifikasi akan dikemukakan. Struktur organisasi juga diusulkan untuk diubah dari struktur fungsional ke bentuk unit bisnis strategis untuk struktur multidivisi. Riset ini juga menunjukkan bahwa konsep keselarasan bisnis-TI juga dapat digunakan untuk perkembangan TI, seperti penyelarasan strategi bisnis dan Industry 4.0.