Sebagai negara berkembang, Indonesia terus mendorong pembangunan infrastruktur di tingkat pusat dan daerah. Dalam pemerintahan saat ini alokasi anggaran infrastruktur terus meningkat setiap tahunnya. Tidak kurang dari 400 triliun rupiah dianggarkan pemerintah dalam RAPBN 2018 Untuk mendorong pembangunan infrastruktur. Namun, persaingan bisnis di industri konstruksi semakin ketat. Berdasarkan data BPS, pada 2017 ada 128.570 kontraktor yang terdiri dari berbagai kualifikasi, yaitu kualifikasi besar, menengah dan besar. Gienda Putra adalah perusahaan konstruksi yang sudah berpengalaman menyelesaikan berbagai jenis proyek mulai dari jalan tol hingga bandara di Indonesia.
Gienda Putra memiliki kinerja keuangan yang cukup baik setiap tahunnya. Keuntungan perusahaan selalu meningkat dari tahun ke tahun. Namun, pangsa pasar konstruksi di Indonesia masih belum merata. Sebagian besar pasar ditempati oleh kontraktor besar (kualifikasi B). Padahal, berdasarkan data BPS, jumlah kontraktor besar hanya 2% dari kontraktor di Indonesia yang mencapai 128.570 kontraktor. Sedangkan lebih dari 100.000 kontraktor kecil dan menengah hanya bersaing untuk 20% pasar. Oleh karena itu, Gienda Putra perlu meningkatkan grade mereka dari kualifikasi menengah (M2) ke kualifikasi Besar (B1) agar menjadi perusahaan yang lebih kompetitif. Penelitian ini merumuskan strategi bisnis yang tepat untuk pertumbuhan perusahaan.
Penelitian dengan analisis internal dan eksternal ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan menciptakan strategi yang tepat untuk Gienda Putra. Implementasi strategi adalah penggabungan SWOT yang dianalisis peneliti serta hasil dari wawancara mendalam yang dibuat menjadi analisis matriks TOWS. Temuan dalam penelitian ini menghasilkan tiga strategi utama di berbagai tingkatan, yaitu strategi tingkat perusahaan, strategi tingkat bisnis, dan strategi tingkat fungsional.
Perpustakaan Digital ITB