Listrik adalah salah satu kebutuhan dasar kita saat ini dan permintaan listrik semakin meningkat seiring dengan meningkatnya populasi di Indonesia. Untuk memenuhi permintaan listrik yang terus meningkat, pemerintah membuat program yang disebut 35.000 MW. Program tersebut kemudian ditujukan kepada PT PLN Persero untuk dikerjakan. Program ini akan membutuhkan investasi besar. Sumber pendanaannya bisa beragam, bisa dari luar atau dalam Indonesia. PT PLN Persero sebagai satu-satunya perusahaan yang ditunjuk oleh pemerintah untuk menghasilkan, mentransmisikan, dan mendistribusikan listrik di Indonesia perlu mengetahui kombinasi utang dan ekuitas mereka untuk program apakah itu dari dalam atau luar perusahaan untuk menghasilkan nilai maksimum perusahaan. . Sebuah teori dari Gitman dan Zutter (2015) menyatakan bahwa untuk memaksimalkan nilai perusahaan kita perlu meminimalkan biaya modal rata-rata tertimbang perusahaan (WACC). Teori ini digunakan dalam proyek akhir ini bersama dengan Teori Portofolio Markowitz yang mengukur masing-masing risiko biaya modal yang tersedia.
Dari metode tersebut, diperoleh kombinasi bobot 20% berasal dari ekuitas dalam negeri, 39,66% berasal dari hutang dalam negeri, dan 40,34% berasal dari hutang luar negeri. Kombinasi tersebut ditentukan sebagai struktur modal optimal program 35.000 MW dan perhitungan struktur modal optimal program akan dipengaruhi struktur modal perusahaan saat ini menjadi 42,86% dari kewajiban dan 57,14% dari ekuitas.
Perpustakaan Digital ITB