digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Perancangan jembatan harus memiliki desain yang baik serta memiliki umur yang panjang agar tidak mengganggu mobilitas kendaraan yang melewatinya. Desain jembatan dilakukan dengan mengikuti standar peraturan yang berlaku yaitu SNI 1725-2016 dan RSNI 2833-201X. Kombinasi pembebanan pada SNI 1725-2016 telah dipilih sebagai standar untuk perencanaan desain agar dapat menghasilkan kondisi ekstrem akibat beban yang bekerja. Kondisi ekstrem pada jembatan akan berbeda berdasarkan tipe dan bentang jembatan, hal ini dapat diuji dengan percobaan pembebanan berdasarkan masing-masing distribusi dari beban pada jembatan. Untuk memastikan bahwa jembatan mampu menahan beban-beban yang diberikan pada struktur, maka dilakukan penelitian mengenai evaluasi keandalan struktur jembatan dengan menggunakan simulasi monte carlo dan risk integral pada jembatan cable stayed yang merupakan jembatan bentang panjang. Pada penelitian ini jembatan yang ditinjau merupakan jembatan cable stayed dengan bentang antar pilon 200 m yang dianalisis dengan lokasi Jakarta. Analisis keandalan dan probabilitas gagal pada jembatan cable stayed dilakukan akibat beban gravitasi dan beban gempa. Analisis keandalan akibat beban gravitasi dilakukan pada fase konstruksi dan pasca konstruksi dengan menggunakan simulasi monte carlo. Hasil keandalan dari simulasi monte carlo kemudian dibandingkan dengan hasil keandalan dengan menggunakan analisis first order second moment method. Untuk analisis keandalan dengan menggunakan beban gempa dilakukan dengan menggunakan risk integral. Beban gempa yang diberikan adalah beban gempa riwayat waktu nonlinear secara material yang dilakukan menggunakan incremental dynamic analysis. Dari hasil analisis menggunakan simulasi monte carlo didapatkan keandalan 99,99% dengan PF = 7 x 10-5 dan β = 3,8 untuk fase konstruksi sedangkan untuk pasca konstruksi didapatkan keandalan 99,93% dan PF = 6,8 x 10-4 dengan β = 3,2. Probabilitas gagal dengan menggunakan first order second moment method lebih besar dibandingkan dengan menggunakan simulasi monte carlo. Perbedaan besarnya probabilitas terjadi karena pada simulasi monte carlo besarnya probabilitas gagal didapatkan dari hasil sampling yang terbatas, sedangkan pada first order second moment method besarnya probabilitas dihitung berdasarkan luas distribusi yang tidak terhingga. Untuk analisis keandalan dengan risk integral didapatkan keandalan struktur tahunan 99,99% dengan PF = 3,1×〖10〗^(-5) dan β = 4. Bila dihitung pada umur bangunan 50 tahun didapatkan PF = 1,5×〖10〗^(-3). Besarnya probabilitas gagal jembatan lebih besar bila dibandingkan dengan target risiko keruntuhan bangunan gedung menurut SNI 1726-2012 adalah sebesar 1 % pada umur 50 tahun. Hal ini sesuai dengan ketentuan bahwa struktur jembatan harus didesain lebih tahan terhadap gempa dibandingkan dengan struktur gedung sehingga bila terjadi gempa yang meruntuhkan bangunan gedung, jembatan masih dapat digunakan sebagai akses untuk menyalurkan bantuan.