Lokasi penelitian merupakan bagian barat Lapangan Panas Bumi Wayang-Windu yang telah berproduksi sebesar 227 MW. Penentuan batas sistem panas bumi tersebut masih menggunakan data geofisika yang umumnya dilakukan pada eksplorasi lanjut. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari tatanan geologi yang akan mendukung penentuan batas sistem panas bumi berdasarkan data geologi serta geokimia air. Data primer yang digunakan pada penelitian ini berupa data geologi hasil pemetaan lapangan, 28 sampel petrografi, 5 sampel mataair termal, dan 8 sampel mataair dingin, sedangkan data sekunder berupa sampel air hujan di sekitar daerah penelitian, peta MT (Magnetotelluric), peta resistivitas, dan gradien panas bumi pada sumur bor.
Analisis geomorfologi, volkanostratigrafi, struktur geologi, dan 28 sampel petrografi dilakukan untuk menentukan penyebaran satuan batuan serta pengelompokan mataair. Analisis parameter terukur di lapangan, parameter fisika, kimia serta isotop dilakukan untuk menentukan adanya kontaminasi fluida termal pada mataair dingin. Kemudian dilakukan integrasi dan validasi dengan peta MT dan peta resistivitas. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 15 satuan geomorfologi dan 21 satuan batuan
yang dibagi ke dalam 4 khuluk dan 7 gumuk. Khuluk Malabar dan Khuluk Wayang-Windu merupakan daerah yang berasosiasi dengan kemunculan mataair. Struktur geologi sekunder
di daerah penelitian juga ikut mengontrol kemunculan mataair. AD-SK, MAD-02, MAD-05, MAD-06, dan MAD-07 merupakan mataair dingin yang terkontaminasi oleh fluida
termal Sistem Panas Bumi Wayang-Windu. Batas Sistem Panas Bumi Wayang-Windu terbagi menjadi 3 sistem yang didelineasi berdasarkan volkanostratigrafi, struktur geologi, dan kemunculan mataair dingin terkontaminasi. Batas sistem tersebut terdiri dari batas sistem utara yang berasosiasi dengan Gumuk Panganten, batas sistem tengah yang berasosiasi dengan Gumuk Wayang, dan batas sistem selatan yang berasosiasi dengan Gumuk Windu.
Perpustakaan Digital ITB