Azurite Gold Mine Project merupakan tambang emas dan perak berbentuk
open pit di Kalimantan Tengah. Proses ekstraksi bijih emas dan perak
menghasilkan tailing dalam bentuk slurry dengan komposisi padatan 35%
dan air 65%. Fasilitas penimbunan tailing banyak bentuknya, salah satunya
backfill yang memanfaatkan bekas lubang tambang. Salah satu potensi
pencemaran lingkungan yang dapat terjadi pada backfill yaitu adanya
dispersi ion terlarut dari air pada kolam tailing ke dalam airtanah. Penelitian
ini bertujuan untuk menginvestigasi zona permeabel yang dapat berpotensi
menjadi konduit dispersi ion terlarut dari air tailing ke dalam airtanah.
Selain itu juga untuk meninjau pengaruh disposal North Waste Dump yang
berada di sisi utara In-Pit Seroja terhadap air di sekitarnya. Metode
hidrogeokimia, Radon-222, isotop stabil 2H dan 18O, serta pengkuran muka
airtanah digunakan untuk menjawab tujuan penelitian ini. Berdasarkan
pengukuran radon terlarut, terdapat zona permeabel di sekitar In-Pit Seroja
dengan nilai 1070 Bq/m3 – 4940 Bq/m3. Hasil plot rasio isotop 2H dan 18O
memperlihatkan perbedaan pola pada air permukaan, air tailing dan airtanah
yang mengindikasikan sumber air yang berbeda. Hal ini paralel dengan data
hidrogeokimia yang menunjukkan masing-masing air memiliki karakteristik
yang berlainan. Sampel airtanah memiliki tipe air bikarbonat, kecuali pada
sumur GW4 yang berada di kaki disposal memiliki tipe sulfat. Pengukuran
elevasi muka airtanah pada kelima sumur pantau menunjukkan elevasi
airtanah berada di atas elevasi air tailing. Hal ini membuat aliran air dari
tailing tidak akan masuk ke dalam sistem airtanah.