digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Cekungan Akimeugah memiliki potensi hidrokarbon dengan banyaknya dijumpai rembesan minyak dan gas bumi disekitaran kaki pegunungan tengah sebagai bagian dari Cekungan Akimeugah, hal ini mengindikasikan adanya sistem petroleum yang telah berjalan dan batuan sumber yang telah matang, akan tetapi hingga saat ini belum didapatkan adanya cadangan yang ekonomis untuk di produksi. Salah satu alternatif yang sedang berkembang di dunia yaitu potensi cadangan non-konvensional seperti gas serpih yang melakukan produksi gas langsung dari batuan induknya, namun riset gas serpih indonesia kebanyakan berumur tersier atau lebih muda dibandingkan serpih yang telah berproduksi di dunia dan dianggap lebih sulit untuk dipecahkan (fracturing), Formasi Piniya merupakan salah satu batuan induk yang berumur pra-tersier di Cekungan Akimeugah, sehingga perlu dilakukan evaluasi sumber gas serpih non-konvensional untuk mengetahui lebih lanjut potensinya. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 data pengeboran sumur yaitu sumur ASM-1, Kola-1 yang terdiri dari data log tali kawat, data log lumpur pengeboran sumur, data biostratigrafi, data geokimia dan 33 lintasan seismik dengan panjang lintasan 1089 km, dengan luas daerah penelitian sekitar 15.380 km2. Penentuan evaluasi potensi gas serpih didasarkan pada parameter kekayaan, kematangan, nilai kegetasan, dan ketebalan lapisan serpihnya dari hasil analisis pada sumur pengeboran dan peta bawah permukaan Formasi Piniya. Hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan Formasi Piniya pada daerah penelitian diendapkan pada lingkungan pengendapan Outer Neritic (shelf), memiliki kekayaan yang cukup bagus – bagus dengan nilai TOC berkisar 0,6% - 1,3% dan Nilai Kegetasan (Brittleness Index) berkisar 0,4 – 0,6 yang mengalami pengayaan TOC dan Nilai Kegetasan ke arah darat, sehingga didapatkan dua area prospek potensi gas serpih dengan bulk volume lapisan serpih yaitu 18,8 x 1011 ft3 pada area prospek I dan 33,9 x 1011 ft3 pada area prospek II.