digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Saat ini di Indonesia memasuki tahapan eksplorasi non-konvensional minyak dan gas bumi dengan melakukan studi potensi dan pengeboran sumur eksplorasi migas non-konvensional (MNK) untuk memahami karakterisasi dan melihat potensi yang ada. Estimasi potensi hidrokarbon yang akurat merupakan salah satu langkah penting untuk menghitung sumber daya cadangan minyak dan gas bumi. Salah satu aspek dalam melihat potensi adalah perhitungan petrofisika berdasar data sumur. Berbeda dari petrofisika di reservoir konvensional yang didominasi matriks yakni salah satunya batupasir “bersih” ataupun tipe batuan yang similar, maka untuk reservoir non-konvensional akan lebih kompleks dengan adanya kandungan mineral yang didominasi clay serta adanya material organik; dimana semua aspek tersebut yang mempengaruhi pembacaan log. Salah satu model petrofisika yang telah dapat mengakomodasi parameter material organik dalam persamaannya telah dikembangkan oleh Dicman dan Vernik pada 2012 dengan kerangka petrofisika yang berfokus pada target shale hidrokarbon. Keberadaan Brown Shale pada sub-cekungan Aman Utara teridentifikasi memiliki ketebalan yang cukup baik dari 700 kaki hingga 2000 kaki pada kedalaman mulai dari 6000 kaki dengan volum clay mencapai 50% berbutir halus dan data geokimia menunjukkan kekayaan organik dengan nilai TOC mencapai 2% - 6%; hal ini menjadikan Brown Shale sebagai non-konvensional target. Namun hanya beberapa sumur yang menembus interval Brown Shale dengan cakupan data lengkap baik dari data tali kawat (wireline) maupun data perconto batuan (core, SWC, cutting) dan sumur-sumur tersebut sudah dibor sejak 1970. Pada penelitian ini dilakukan perhitungan petrofisika pada sumur yang mempunyai data Brown Shale cukup lengkap dengan dua metode petrofisika, konvensional matrix (Symandoux) dan non-konvensional (Dicman Vernik). Hasil implementasi perhitungan petrofisika non-konvensional memberikan hasil saturasi dan porositas yang lebih baik dengan menggunakan data TOC (Total Organic Content) dan juga matriks densitas yang terkoreksi kerogen. Hasil perhitungan non-konvensional dengan Dicman Vernik menunjukkan potensi pada Brown Shale dengan saturasi hidrokarbon rerata 50% pada ketebalan 1500 kaki. Hal ini menyatakan bahwa pendekatan petrofisika Dicman Vernik dapat digunakan pada target Brown Shale dengan hasil perhitungan yang telah divalidasi dengan pengukuran porositas dan saturasi pada perconto batuan yang baru dari sumur eksplorasi di sub-cekungan Aman Utara.