digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


2017 TA PP INDRA KARNO ADI 1-BAB 1.pdf
Terbatas  suwadji
» Gedung UPT Perpustakaan

2017 TA PP INDRA KARNO ADI 1-BAB 2.pdf
Terbatas  suwadji
» Gedung UPT Perpustakaan

2017 TA PP INDRA KARNO ADI 1-BAB 3.pdf
Terbatas  suwadji
» Gedung UPT Perpustakaan

2017 TA PP INDRA KARNO ADI 1-BAB 4.pdf
Terbatas  suwadji
» Gedung UPT Perpustakaan

2017 TA PP INDRA KARNO ADI 1-BAB 5.pdf
Terbatas  suwadji
» Gedung UPT Perpustakaan


Rhodamin B zat pewarna dengan warna merah-ungu yang umum digunakan dalam industri tekstil dan sebagai penanda fluoresens. Akan tetapi, Rhodamin B masih kerap digunakan sebagai pewarna makanan, termasuk di Indonesia. Penggunaan Rhodamin B telah banyak dilarang karena diketahui memiliki sifat toksik dan karsinogen. Analisis Rhodamin B umumnya dilakukan dengan spektrofotometri sinar tampak, namun rawan memberikan galat karena adanya efek matriks dan kemungkinan interferensi dari pewarna-pewarna lain dengan profil fotofisis yang serupa. Untuk menghindari misinterpretasi akibat kesalahan pengukuran Rhodamin B, diperlukan adanya metode pengukuran yang selektif terhadap Rhodamin B. Pada penelitian ini, Rhodamine B-Imprinted Silica Gel (RIS) telah berhasil disintesis untuk analisis selektif Rhodamin B. RIS disintesis berdasarkan proses Stober dengan melakukan modifikasi permukaan gel silika menggunakan APTES (3-aminopropyl triethoxysilane) untuk memunculkan gugus -NH2 pada permukaan. Pencetakan permukaan gel silika telah berhasil dilakukan berdasarkan hasil analisis FTIR dan SEM. Studi adsorpsi RIS dipelajari dengan metode batch. Asetonitril dipilih sebagai loading solvent karena memberikan nilai kapasitas yang paling tinggi dibandingkan dengan metanol dan air. Waktu optimum adsorpsi dari RIS berdasarkan metode batch adalah 30 menit. Isoterm adsorpsi Rhodamin B oleh RIS mengikuti model Freundlich. RIS terbukti selektif terhadap pewarna merah yang lain seperti Eritrosin dan Ponceau 4R karena memiliki nilai koefisien selektivitas (S) berturut-turut sebesar 1,33 dan 3,11. RIS memberikan keakuratan yang baik pada sistem ekstraksi fasa padat dengan nilai perolehan kembali ~87%. Analisis sampel terasi menggunakan RIS-SPE dan memberikan hasil kadar Rhodamin B pada sampel terasi sebesar 88,73 mg/kg.