digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Salah satu bentuk besarnya pengaruh teknologi dalam bidang pendidikan di Indonesia adalah e-learning. Namun, cara belajar e-learning yang berbeda dengan cara belajar tatap muka yang selama ini digunakan membuat adanya dugaan meningkatnya mental workload pengguna yang belum siap menggunakan elearning. Mental workload didefinisikan sebagai perbedaan antara kemampuan kognitif yang dimiliki seseorang dan tuntutan yang diperlukan dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Melihat hal tersebut, perlu dilakukan evaluasi kesiapan pengguna e-learning. ITB sebagai salah satu universitas di Indonesia juga menggunakan elearning dengan bantuan software Learning Management System (LMS). Berdasarkan studi pendahuluan, user interface LMS ITB masih membingungkan pengguna. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan membandingkan kegiatan belajar mengajar kondisi tatap muka dan e-learning di ITB untuk melihat mana yang lebih baik dari sisi mental workload, melakukan assessment tingkat kesiapan penggunaan elearning mahasiswa ITB, mengetahui hubungan antara tingkat kesiapan pengguna e-learning terhadap mental workload yang dialami oleh mahasiswa, mengevaluasi website LMS ITB. Penelitian ini menggunakan NASA TLX untuk mengukur mental workload pengguna serta menggunakan kuesioner e-learning readiness untuk mengukur tingkat kesiapan pengguna e-learning. Selain itu, untuk mengevaluasi user interface LMS ITB menggunakan metode thinking aloud serta kuesioner SUS. Terdapat beberapa kesimpulan yang didapatkan di penelitian ini. Pertama, metode tatap muka menghasilkan mental workload yang lebih rendah dibandingkan elearning. Kedua, mahasiswa ITB mempunyai kesiapan tinggi secara teknis pelaksanaan e-learning, namun kurang dalam kemampuan belajar mandiri. Ketiga, tidak terdapat hubungan antara mental workload e-learning dan kesiapan pengguna. Keempat, tingkat usability LMS ITB masih belum memenuhi standar.