digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Beragam cara dilakukan banyak perusahaan untuk meningkatkan pendapatan,mengurangi biaya, mengurangi risiko dan akhirnya meningkatkan keuntungan.Apalagi dalam situasi ekonomi yang tidak menentu, krisis keuangan global dewasaini. Perusahaan dituntut untuk mencari strategi baru dalam mengantisipasi perubahan keadaan, agar tetap dapat mempertahankan keuntungan atau mempertahankan usahanya. Salah satu strategi yang banyak diterapkan perusahaan dewasa ini adalahmenyerahkan sebagian aktifitasnya kepada perusahaan lain, yang lazim dikenal dengan istilah outsourcing. Melalui kerjasama ini perusahaan-perusahaan berharap dapat mengurangi biaya, membagi risiko dengan perusahaan mitra kerjanya, atau transfer penguasaan teknologi/kompetensi baru yang belum dimiliki oleh perusahaan, yang pada akhirnya dapat mempertahankan atau meningkatkan keuntungan. PT Freeport Indonesia (PTFI), perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan juga melakukan strategi bisnis dengan cara outsourcing. Salah satukerjasama yang dijalin adalah dengan PT. XYZ. Dalam kesepakatan kontrak, PT XYZ ini diberikan tanggung jawab untuk melakukan perawatan peralatan bor lubang ledak (blasthole drill) di tambang terbuka, milik PTFI. Perubahan situasi eksternal, yakni anjloknya harga tembaga, telah memicu PTFI untuk meninjau kembali beberapa kebijakannya, melakukan penghematan agar perusahaan dapat memaksimalkan keuntungan. Dalam kaitan dengan hal tersebut,tugas akhir ini akan mengevaluasi apakah keputusan PTFI untuk melakukan aktifitas perawatan peralatan bor secara outsourcing sudah tepat dan memberi manfaat kepada PTFI. Evaluasi yang meliputi tiga dimensi kinerja operasi, yakni dari sisi biaya,peningkatan kapasitas (availability) dan pembagian resiko, dilakukan dengan membandingkan harapan awal dilakukannya outsourcing ini dengan pencapaian aktual. Evaluasi juga dilakukan dengan mengkaji keputusan outsourcing ini dari sisi teori manajemen strategis khususnya manajemen yang berkenaan dengan outsourcing.Hasil akhir penelitian ini merekomendasikan solusi untuk melanjutkan kerjasama dengan kesepakatan baru sebagai pilihan solusi yang terbaik. Akan tetapi exit strategy untuk mengambil-alih kembali aktifitas perawatan peralatan bor tetap harus dipertimbangkan. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan bagi manajemen PTFI untuk menindak-lanjuti kerjasama dengan PT XYZ di masa datang.