digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


2023 DS PP Ervia Tissyaraksita Devi [39019011] - Full Text.pdf
EMBARGO  2025-01-01 

Indonesia, sebagai negara yang memiliki kekayaan sumber daya manusia semestinya dapat mengambil lebih banyak keuntungan pada pasar industri outsourcing dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya. Akan tetapi pada kenyataanya, perusahaan outsourcing terbesar di Indonesia hanya memiliki pangsa pasar kurang dari 5% dari keseluruhan pasar Asia Pacific. Studi dari beberapa dekade terakhir menyatakan bahwa beberapa perusahaan yang mendeklarasikan diri sebagai perusahaan digital cenderung mengabaikan aspek fundamental dalam hal daya saing digital yang merupakan tantangan sekaligus peluang bagi perusahaan outsourcing. Sebagai integrator, partner strategis, dan konsultan bisnis untuk perusahaan lain, perusahaan outsourcing harus memiliki strategi digital transformasi termasuk kemampuan untuk menciptakan layanan digital bagi kliennya. Perlu dilakukan studi untuk mempelajari faktor-faktor yang berpengaruh pada kapabilitas digital perusahaan dengan mengukur tingkat kematangan digital perusahaan outsourcing di Indonesia, yang berkorelasi dengan pertumbuhan mereka di antara industri serupa, sehingga perusahaan dapat menyiapkan suatu keunggulan untuk memenangkan persaingan di era digital. Studi ini bertujuan untuk mengembangkan model yang komprehensif dalam menilai kapabilitas digital pemain bisnis outsourcing dan menentukan tingkat kematangan perusahaan pada proses penciptaan layanan digital, dan menemukan permasalahan yang menyebabkan belum terciptanya kapabilitas yang dibutuhkan. Dari temuan dimaksud, peneliti berharap dapat mengusulkan rancangan sistem pendukung terintegrasi yang paling tepat untuk meningkatkan budaya kolaborasi sebagai kapabilitas yang paling berpengaruh pada proses penciptaan layanan digital untuk mencapai tingkat kematangan yang paling tinggi dan unggul di antara para pesaing. Proses penciptaan nilai pada sebuah perusahaan Business Process Outsourcing (BPO) merupakan sebuah rangkaian aktivitas pengambilalihan proses bisnis klien dimana kolaborasi pelaku proses dan teknologi yang mereka gunakan adalah sebuah aspek yang diharapkan akan membuat proses dimaksud lebih efektif dan efisien. Masih adanya silo dalam perusahaan merupakan masalah yang diidentifikasi pada awal studi ini. Dibutuhkan sebuah metode untuk menstrukturkan interaksi antara pelaku yang terlibat pada seluruh aktivitas dan mengilustrasikan situasi permasalahan awal. Penelitian Tindakan berbasis Metode Sistem Lunak tepat untuk mengeksplorasi persepsi dan harapan individu dalam proses dan menstrukturkannya secara sistematis untuk menggambarkan kondisi nyata dengan lebih jelas. Studi ini menggunakan multi pendekatan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi yang menimbulkan munculnya silo dalam proses, dan menjalankan seluruh tahapan Penelitian Tindakan berbasis Metode Sistem Lunak untuk mempelajari proses penciptaan layanan digital dengan menekankan pada persepsi dan harapan karyawan atas karyawan pada unit lain. Kombinasi antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif akan mendapatkan hasil studi yang lebih dalam dan valid. Penelitian Tindakan berbasis Metode Sistem Lunak yang diadopsi dari Checkland (2006) dimulai dengan mengidentifikasi permasalahan awal melalui pemilihan variabel-variabel dari studi – studi sebelumnya, melakukan pengujian seluruh variabel pembentuk model berdasarkan survei daring yang melibatkan 169 karyawan, melakukan konfirmasi hasil melalui pendekatan kualitiatif, melakukan analisa menggunakan Permodelan Persamaan Struktural, serta analisa deskriptif untuk mendapatkan insight yang lebih dalam. Seluruh aktivitas dimaksud membuktikan bahwa budaya kolaborasi merupakan kapabilitas yang paling perlu ditingkatkan. Tahap selanjutnya menggunakan beberapa metode kualitatif untuk mengeksplorasi dan menginterpretasi proses yang diobservasi dengan melakukan wawancara para pimpinan senior yang terlibat dan mengilustrasikan hasilnya untuk membangun beberapa model konseptual pada Metode Sistem Lunak serta melakukan wawancara beberapa ahli untuk mengkonfirmasi kesesuaian hubungan pada beberapa model dimaksud serta menemukenali aktivitas yang disepakati dalam melakukan peningkatan budaya kolaborasi. Sebuah sistem terintegrasi kemudian dirancang sebagai solusi yang tepat untuk mendukung upaya peningkatan dimaksud dengan berfokus pada permintaan pengguna dan hubungan antara pengguna. Kontribusi penelitian ini tidak sebatas pada merancang sebuah sistem pendukung yang terintegrasi pada sebuah industri yang spesifik dalam rangka meningkatkan kapabilitas yang paling berdampak pada proses yang diteliti berdasarkan aktivitas yang disepakati, tetapi juga menciptakan keterbaruan melalui pengembangan teori untuk tujuan akademis. Pengembangan pertama terkait pada keterlibatan eksistensi organisasi sebagai salah satu variabel dalam model bersama elemen organisasi itu sendiri. Bersama dengan kapabilitas individu, kapabilitas organisasi terbukti berpengaruh pada pekerjaan penciptaan layanan digital untuk mencapai tujuan bisnis yang telah ditetapkan. Penelitian serupa mengenai penilaian kemampuan yang mengukur kemampuan proses outsourcing tidak mendefinisikan kemampuan organisasi outsourcing dan anggotanya yang berdampak pada proses khusus, seperti penciptaan layanan digital. Pengembangan kedua adalah diperkenalkannya variabel baru ”strategi penyelerasan” sebagai variabel yang berpengaruh pada variabel ”kapabilitas organisasi” dan ”kapabilitas individu”. Keterbaruan lainnya adalah kontribusi pada pengembangan metodologi dengan menawarkan cara baru dengan menggunakan sebuah pendekatan sistem lunak untuk memahami persepsi para pengguna, mengekspresikan interaksi mereka dalam sebuah model konseptual serta menvalidasinya, dan mendefinisikan aktivitas yang disepakati untuk mencapai rancangan sistem terbaik berdasarkan harapan pengguna. Keterbatasan dalam studi ini ada pada unit analisis khusus yang diteliti dan pada ruang lingkup Penelitian Tindakan berbasis Metode Sistem Lunak. Penelitian diakhiri dengan mendefinisikan tindakan dalam membuat rancangan permintaan pengguna dan hubungan antara pengguna pada sistem pendukung yang terintegrasi berdasarkan penstrukturan interaksi pelaku dalam proses untuk meminimalkan kesenjangan dalam budaya kolaborasi pada industri yang spesifik. Meskipun perusahaan yang diteleiti adalah perusahaan dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia dan dapat mewakili profil industri terkait, dibutuhkan studi di masa yang akan datang untuk menciptakan sebuah model dan sistem pendukung yang sesuai dengan perusahaan atau industri lain dengan menggunakan pendekatan studi yang sama untuk mencapai generalisasi.