Industri outsourcing IT di Indonesia mengalami transformasi yang cepat karena meningkatnya permintaan akan solusi digital dan tenaga kerja IT. Pertumbuhan pendapatan pasar layanan IT di Indonesia diproyeksikan akan lebih dari dua kali lipat, meningkat dari $4,89 miliar pada tahun 2023 menjadi $9,07 miliar pada tahun 2028. Bertolak belakang dengan tren pertumbuhan di sektor IT, kinerja keuangan perusahaan menurun. Pendapatan tahunan PT IES menurun dari Rp 3,060 miliar pada tahun 2021 menjadi Rp 2,64 miliar pada tahun 2022, dan selanjutnya menjadi Rp 1,68 miliar pada tahun 2023. Akibatnya, perusahaan terpaksa berhutang untuk membayar gaji karyawan sejak September 2023 disebabkan oleh 46% profesional IT mereka yang tidak aktif dan kurangnya proyek pengembangan perangkat lunak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab utama masalah bisnis yang dihadapi oleh PT IES, menetapkan strategi bisnis yang sesuai untuk model bisnis PT IES, menentukan sistem manajemen kinerja yang tepat untuk PT IES, serta menetapkan Indikator Kinerja Utama (KPI) yang sesuai.
Penelitian ini menganalisis masalah bisnis dari perspektif internal dan eksternal yang membentuk dasar untuk mengidentifikasi akar penyebab masalah bisnis.. Akar penyebab masalah bisnis adalah tidak adanya sistem manajemen kinerja. Ketiadaan ini mengakibatkan sistem penilaian yang tidak efektif dan tidak adanya pedoman pengambilan keputusan.
Hasil penelitian ini adalah proposal kerangka kerja Balanced Scorecard yang terdiri dari 4 perspektif, 9 tema strategis, dan 18 strategi dengan tujuan utama untuk setiap strategi. Delapan belas strategi ini menjadi dasar untuk menjabarkan strategi ke masing-masing divisi, total 92 strategi bisnis dan tujuan dengan 92 KPI yang diadaptasi dari katalog Performance Prism yang dibuat oleh Cranfield School of Management. Hasil penelitian ini memberikan solusi bisnis untuk pengukuran kinerja kuantitatif PT IES dalam perusahaan jasa, di mana banyak aspek yang bersifat tidak berwujud.