Pertumbuhan e-commerce di Indonesia membuka peluang bagi PT Kirana
Mitraabadi, yang didukung oleh statistik yang menunjukkan peningkatan
pengguna e-commerce yang signifikan. PT Kirana telah mengidentifikasi
kebutuhan untuk beralih dari model bisnis yang berfokus pada B2B ke pasar B2C
yang dinamis. Perusahaan bertujuan untuk memanfaatkan momentum ini,
mengakui potensi untuk memperluas basis pelanggan dan meningkatkan penjualan
melalui pengenalan lini produk baru yang berasal dari produk inti mereka yaitu
lilin parafin. Namun, kompleksitas pergeseran ini mengungkapkan tantangan
besar di divisi pemasaran PT Kirana, yang hanya mengkhususkan diri dalam
strategi B2B. Tanggung jawab utama adalah mengembangkan strategi pemasaran
B2C, yang memerlukan kerja sama dengan agensi pemasaran yang kompeten.
Penilaian dilakukan menggunakan teknik 5 Whys dan fishbone diagram, yang
mengeksplor faktor-faktor dan tantangan saat ini yang dihadapi PT Kirana.
Kemudian, proses pemilihan agensi melibatkan pendekatan pengambilan
keputusan yang cermat yang mempertimbangkan faktor kualitatif dan kuantitatif.
Analytic Hierarchy Process (AHP) adalah metode yang digunakan untuk menilai
dan memilih agensi pemasaran terbaik untuk bekerja sama.
Hasil analisis AHP menawarkan wawasan yang dapat diimplementasikan,
memfasilitasi transisi yang mulus bagi PT Kirana Mitraabadi saat memasuki
pasar B2C, didukung oleh keahlian strategis dari agensi pemasaran yang dipilih.
Ini akan membantu perusahaan memanfaatkan pasar e-commerce di Indonesia,
memperluas basis pelanggan, dan berhasil memperkenalkan lini produk baru
mereka serta meningkatkan penjualan melalui strategi pasar B2C.