digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2008 TA PP ANDHIKA FAJRI & SEKAR WULAN H. 1-COVER.pdf

File tidak tersedia

2008 TA PP ANDHIKA FAJRI & SEKAR WULAN H. 1-BAB 1.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP ANDHIKA FAJRI & SEKAR WULAN H. 1-BAB 2.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP ANDHIKA FAJRI & SEKAR WULAN H. 1-BAB 3.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP ANDHIKA FAJRI & SEKAR WULAN H. 1-BAB 4.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP ANDHIKA FAJRI & SEKAR WULAN H. 1-BAB 5.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP ANDHIKA FAJRI & SEKAR WULAN H. 1-PUSTAKA.pdf
File tidak tersedia

Konstruksi merupakan sektor industri yang mempunyai tingkat risiko kecelakaan yang tinggi. Sebagai tindak lanjutnya, saat ini proyek-proyek di Indonesia, khususnya proyek bangunan tinggi, pada umumnya sudah dilengkapi dengan sistem K3. Sayangnya penerapan sistem K3 ini diduga masih belum efektif. Salah satu indikatornya dapat dilihat pada angka kecelakaan kerja Indonesia yang saat ini masih tinggi. Berdasarkan data ILO, keselamatan kerja di Indonesia pada tahun 2007 menduduki peringkat 52 dari 53 negara di dunia yang didata ILO, termasuk didalamnya negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan gambaran umum mengenai efektivitas penerapan sistem K3 pada proyek konstruksi di Indonesia beserta dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan membandingkan sistem K3 pada proyek konstruksi bangunan tinggi yang sedang berlangsung dengan penerapannya di lapangan.Metode pengumpulan data yang digunakan adalah survey ke lapangan pada proyek konstruksi bangunan tinggi yang sedang berlangsung, menyebarkan kuesioner, dan wawancara. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan metode statistik deskriptif. Kemudian dilakukan analisis perbandingan antara sistem K3 pada proyek konstruksi yang sedang berlangsung dengan penerapannya di lapangan.Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa saat ini penerapan sistem K3 di Indonesia masih belum efektif, walaupun terdapat indikasi peningkatan kesadaran para pelaku jasa konstruksi akan pentingnya K3. Hal ini dipengaruhi oleh masih adanya pelaku jasa konstruksi yang belum menyadari pentingnya K3, latar belakang pekerja, kurangnya sosialisasi sistem K3, penerapan sistem reward dan punishment yang masih kurang tegas, pengawasan dan pemeriksaan sistem K3 oleh pihak eksternal kontraktor, dan kondisi-kondisi khusus.