digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penerapan Last Planner System (LPS) pada proyek konstruksi kerap kali tidak berjalan efektif. Banyak kendala yang dihadapi bukan bersumber dari level proyek, tetapi justru berasal dari tingkat perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan implementasi LPS ditentukan juga oleh sejauh mana perusahaan memberikan dukungan strategis terhadap proses di lapangan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan strategi penerapan LPS di tingkat perusahaan dan mengidentifikasi kesesuaian strategi yang dikembangkan dengan karakteristik dan kebutuhan organisasi, khususnya pada konteks perusahaan konstruksi BUMN Indonesia. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif. Studi literatur digunakan sebagai dasar pengembangan strategi berdasarkan success factor, sedangkan wawancara dan kuisioner digunakan untuk menangkap kondisi actual perusahaan dan masukan terhadap strategi dari tim pusat dan tim proyek agar strategi yang dikembangkan kontekstual dengan karakteristik dan kebutuhan seluruh level manajemen perusahaan. Hasil penelitian menunjukan strategi dengan delapan aspek utama yang merefleksikan akar permasalahan yang terjadi, yaitu: (1) kolaborasi, (2) sistem, (3) organisasi, (4) kertas kerja, (5) jadwal, (6) monitoring dan evaluasi, (7) kepemimpinan, dan (8) edukasi. Dengan memperkuat kedelapan aspek ini, perusahaan dapat mengatasi akar masalah yang terjadi dan mendukung tercapainya efektivitas penerapan LPS di lapangan. Strategi ini sudah sesuai dengan kebutuhan perusahaan, namun beberapa aspek perlu disesuaikan dengan karakteristik perusahaan agar implementatif. Divisi EPCC dinilai lebih siap mengeksekusi strategi karena memiliki karakteristik yang lebih mendukung penerapan LPS, sementara Divisi Infrastruktur & Gedung menghadapi lebih banyak tantangan, terutama pada aspek sistem, jadwal, organisasi, dan kepemimpinan, sehingga perlu penyesuaian karakteristik agar strategi dapat diimplementasikan dengan baik.