digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Lingkungan bisnis saat ini semakin dipengaruhi oleh risiko eksternal seperti perubahan iklim dan ketidakstabilan ekonomi global. Peristiwa seperti El Niño 2023–2024 telah menyebabkan gangguan pasokan dan volatilitas harga, terutama pada komoditas pertanian. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), yang bergantung pada kelapa sawit dan gandum impor, mengalami penurunan pendapatan pada segmen Agribisnis dan Bogasari. Tekanan ini, bersama dengan sentimen pasar, menyebabkan rasio P/E INDF turun menjadi 6,34 pada awal 2025. Namun, segmen lainnya seperti Consumer Branded Products dan Distribusi tetap menunjukkan pertumbuhan yang kuat. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa harga pasar saham INDF belum mencerminkan nilai intrinsiknya secara penuh. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kondisi fundamental INDF, memperkirakan nilai wajarnya, serta memberikan rekomendasi bagi calon investor. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis investasi top-down untuk menilai valuasi saham INDF. Analisis mencakup tinjauan makroekonomi dan siklus bisnis, evaluasi industri menggunakan teori rotasi sektor dan analisis Lima Kekuatan Porter, serta analisis perusahaan melalui rasio keuangan dan metode valuasi. Penilaian dilakukan secara absolut (Discounted Cash Flow dengan Free Cash Flow to the Firm) dan relatif (forward P/E dan EV/EBITDA). Data yang digunakan berasal dari laporan keuangan dan sumber makroekonomi relevan. Hasil analisis menunjukkan bahwa INDF mampu menjaga margin dan likuiditas yang stabil sepanjang 2019 hingga 2024 meskipun di tengah tekanan leverage dan risiko komoditas. Nilai wajar saham diperkirakan sebesar Rp11.736 per lembar, yang mencerminkan potensi kenaikan sebesar 49,5% dibandingkan harga pasar saat ini, yaitu Rp7.850. Pertumbuhan pendapatan dan asumsi biaya ditemukan sebagai faktor paling sensitif dalam mempengaruhi hasil valuasi. Penelitian ini memberikan wawasan praktis bagi investor jangka panjang yang mencari peluang di sektor yang tahan terhadap krisis. Meskipun memiliki fundamental yang kuat, saham INDF masih dinilai di bawah harga wajar. Penelitian selanjutnya disarankan untuk mempertimbangkan integrasi faktor ESG atau menggunakan data primer guna memperkaya analisis valuasi secara menyeluruh.