Lingkungan digital tumbuh sangat cepat dan garis antara adopsi digital oleh organisasi nirlaba (NPO) dan pertimbangan mereka tentang strategi digital setidaknya (jika tidak implementasi) telah menjadi lebih tipis, namun, tidak seperti sektor swasta, banyak NPO dihadapkan pada masalah sumber daya, kapasitas, infrastruktur, dan lain-lain. Penelitian ini meneliti transformasi digital sebagai lebih dari sekadar pilihan teknologi, tetapi sebagai penyelenggara dan strategi untuk NPO berbasis pemuda yang dikelola oleh sukarelawan ini. Studi ini meneliti secara tambahan dengan menggunakan FGMI (Forum Geosaintis Muda Indonesia) sebagai studi kasus dan metode yang digunakan adalah metode campuran yang terdiri dari FGD, wawancara dengan orang-orang penting, observasi dokumen internal, wawancara pembandingan, dan penulisan kuesioner terstruktur tentang kesiapan dalam digital. Hasil Inefisiensi operasional utama, sistem dokumentasi serampangan, dan infrastruktur digital yang lemah di FGMI ditemukan. Tetapi kelompok tersebut juga menunjukkan kemampuan dan dorongan digital di antara para anggotanya. Perbandingan dengan kelompok organisasi serupa menunjukkan FGMI siap menjadi pemain terkemuka dalam inovasi digital yang dipimpin industri di pasar pemuda geosains Indonesia. Karya ini menyajikan strategi transformasi digital strategis yang mencakup tahapan penilaian, perencanaan, implementasi, dan pelembagaan dan didasarkan pada kerangka kerja manajemen perubahan untuk organisasi berbasis sukarelawan. Sistem intervensi menekankan kepemilikan kepemimpinan, pengembangan kapasitas, dan pemantauan konstan sebagai kriteria keberhasilan. Implikasi teoritis untuk DCT dalam NPO dan implikasi dari perkembangan teoritis ini pada praktik NPO dalam lingkungan yang secara struktural serupa dan kaya sumber daya disediakan. Dengan mengadopsi strategi transformasi digital menyeluruh, FGMI akan meningkatkan keberlanjutan, transparansi, dan kinerja kelembagaannya.
Perpustakaan Digital ITB