PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) adalah perusahan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia. Perusahaan yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh pemerintah ini mendominasi 45 sampai dengan 50 persen pangsa pasar telekomunikasi di Indonesia. Saat ini kebutuhan telekomunikasi masyarakat Indonesia mulai berubah, dari kebutuhan panggilan telpon menjadi kebutuhan data. Perubahan perilaku gaya hidup ini mempengaruhi pendapatan jaringan telpon yang disediakan oleh PT. Telkom. Pendapatan dari produk ini cenderung mengalami penurunan year-onyear sebesar -2,98%. Untuk menanggulangi kemungkinan penurunnan lebih lanjut, maka di tahun 2015 Telkom Indonesia meluncurkan produk Fixed Broadband “IndiHome” sebuah layanan bundling yang terdiri dari internet kecepatan tinggi, siaran televisi interkaktif, dan telpon rumah. IndiHome diharapkan menjadi titik balik untuk menghadapi penurunan pendapatan dari jaringan telpon.
Diawali dengan 200 ribu jumlah pengguna IndiHome di awal tahun 2015, jumlah pengguna di akhir 2015 hanya sebesar 1,5 juta pengguna, tidak sesuai yang diharapkan akan mencapai 3 juta pengguna di akhir 2015. Bahkan di akhir tahun 2016, total pengguna IndiHome hanya mencapai 2,6 juta pengguna. Tingkat pertumbuhan jumlah pengguna juga dinilai mengalami tren penurunan dimana pada tahun 2015 tingkat rata-rata pertumbuhan IndiHome mencapai 22,58% namun tingkat pertumbuhan rata-rata di tahun 2016 hanya mencapai 4,62%. Untuk meningkatkan tingkat pertumbuhan pengguna IndiHome dan menjaga eksistensi Telkom sebagai pemimpin pasar maka bisnis strategi baru untuk menghadapi ketatnya persaingan di industri telekomunikasi.
Berdasarkan analisis umum, analisis industri, analisis kompetitor,analisis konsumen, dan analisis internal, maka strategi yang paling sesuai diterapkan adalah strategi diferensiasi. Diferensiasi bertujuan agar Telkom dapat menyediakan nilai tambah kepada pengguna dan tetap menjaga efisiensi layanan. Hal ini sejalan dengan kondisi pasar yang sensitif terhadap harga.
Perpustakaan Digital ITB