Penelitian ini mengkaji titik masalah dan inefisiensi operasional bersamaan dengan identifikasi perubahan terkait proses dalam proses pengembangan produk di PT Imedco Djaja, sebuah perusahaan farmasi. Siklus pengembangan produk obat dimulai dari formulasi hingga registrasi ke badan regulasi dan peluncuran produk ke pasar, mengikuti proses tradisional dengan pola linear dan sekuensial, namun kesulitan beradaptasi dalam menghantarkan produk yang inovatif, berkualitas tinggi seiring dengan kompetisi dalam hal peningkatan kecepatan peluncuran di pasar dan pengurangan biaya pengembangan yang tinggi. Bersamaan dengan meningkatnya perubahan lingkungan dan tekanan pasar yang terus meningkat, tantangan bisnis ini menimbulkan risiko strategis maupun finansial bagi perusahaan.
Penelitian ini menerakan pendekatan Design Thinking sebagai alat diagnostik, khususnya tahap Empathize dan Define yang berfokus pada identifikasi masalah dan merumuskan solusi yang berpusat pada pengguna. Penelusuran lebih dalam dan menyeluruh pada akar masalah dan peningkatan biaya, yang kadang tidah hanya pada aspek teknis, namun hambatan organisasi yang kerap tersembunyi. Hasil penelitian didapat dari wawancara semi-terstruktur dengan pemangku kepentingan internal lintas fungsi yang terlibat dalam proses pengembangan produk di PT Imedco Djaja, menunjukkan hambatan kritis seperti perencanaan kurang matang, miskomunikasi antara manajemen dan pelaksana, tumpang tindih peran dan tanggung jawab, serta rendahnya rasa kepemilikan terhadap proyek. Temuan-temuan ini dianalisa dengan pendekatan Directed Content Analysis (DCA), Thematic Analysis (TA), dan Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) untuk mengidentifikasi serta memprioritaskan hambatan paling kritis, sekaligus memahami kebutuhan pengguna dalam merancang perbaikan proses. Data primer juga diperkuat melalui triangulasi dengan data sekunder seperti laporan tinjauan manajemen internal R&D, dokumen pengendalian perubahan, serta peraturan BPOM periode 2023–2025.
Bedasarkan hasil temuan, penelitian ini merekomendasikan solusi hibrida berupa integrasi elemen-elemen paling relevan dari kerangka kerja berbasis Agile, Scrum, ke dalam alur kerja pengembangan produk saat ini, yang mengedepankan kolaborasi, transparansi, dan adaptabilitas, yang sesuai dengan kebutuhan pengguna serta hasil temuan FMEA. Pendekatan ini bersifat selektif dan kontekstual, sehingga menjamin kelancaran transformasi proses yang tidak mengganggu sistem yang telah berjalan, khususnya dalam lingkungan industri farmasi yang diregulasi ketat.
Implementasi dilakukan secara bertahap selama enam bulan, mencakup empat fase utama: perencanaan, pelatihan, uji coba proyek, serta perluasan dan perbaikan berkelanjutan. Penyatuan Sprint diharapkan dapat meningkatkan akuntabilitas tim, mengurangi miskomunikasi antar divisi, serta menekan biaya akibat pengulangan pekerjaan dan lembur. Kejelasan peran antara tim pengembangan produk baru dan tim penanganan produk eksisting juga berkontribusi terhadap peningkatan fokus kerja dan percepatan proses pengembangan.
Dengan mengadopsi elemen-elemen Scrum, PT Imedco Djaja dapat membangun sistem pengembangan produk yang adaptif, kolaboratif, dan selaras dengan strategi bisnis jangka panjang, penguatan proses yang lebih efisien tanpa mengorbankan jalur inovasi.
Kontribusi ilmiah dari penelitian ini terletak pada jembatan antara teori pendekatan Agile dengan praktik nyata dalam pengembangan produk farmasi generik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa integrasi Scrum secara selektif dapat meningkatkan kecepatan peluncuran produk melalui desain ulang proses yang lebih terstruktur dan iteratif. Selain itu, efisiensi operasional dapat dicapai melalui keterlibatan pemangku kepentingan dan penguatan kolaborasi lintas fungsi. Kerangka kerja yang diusulkan dalam studi ini dapat menjadi referensi bagi perusahaan farmasi generik menengah lainnya yang menghadapi tantangan serupa.
Perpustakaan Digital ITB