Pendingin udara (AC) berfungsi sebagai fasilitas pendukung untuk memastikan kelancaran operasional kegiatan pertambangan batu bara di PT Bukit Asam, Tbk (PTBA) lokasi Tanjung Enim, khususnya di gardu induk, stasiun pengatur tambang, ruang server, dan fasilitas kerja lainnya. Meskipun pemeliharaan preventif (PM) AC telah dilaksanakan secara penuh setiap bulan, tingkat pemeliharaan korektif (CM) tetap tinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan penyebab tingginya jumlah pesanan kerja (WO) untuk CM pada AC, cara merancang jadwal PM dan CM yang sesuai yang dapat diterapkan untuk lebih efektif dalam mengurangi tingkat kegagalan, serta rekomendasi yang dapat diajukan untuk meningkatkan keandalan adalah AC di area pertambangan batubara. Metode yang digunakan adalah pendekatan DMAIC dikombinasikan dengan FMEA dan prinsip pemeliharaan berbasis risiko.
Data dianalisis dari laporan bulanan, riwayat pesanan kerja dari Juli hingga Desember 2024, pengamatan, dan wawancara semi-terstruktur dengan manajemen terkait dan pengguna di departemen operasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 55% aktivitas bersifat tidak menambah nilai, sementara hanya 45% aktivitas bersifat nilai tambah. Analisis FMEA mengidentifikasi beberapa mode kegagalan, termasuk filter yang mudah kotor, kurangnya pemantauan dan evaluasi PM, belum dilakukannya penilaian risiko lingkungan untuk pemeliharaan AC di lokasi tambang, dan jarak antar departemen yang jauh.
Implementasi pemeliharaan berbasis risiko untuk pesanan kerja CM, dari Januari hingga Juni 2025, telah mengklasifikasikan risiko menjadi lokasi berisiko tinggi, sedang hingga tinggi, sedang, dan rendah hingga sedang yang secara langsung mempengaruhi operasional, dan menghasilkan hasil positif dengan tingkat sigma meningkat dari 2,88 menjadi 3,29. Rekomendasi perbaikan yang diusulkan meliputi reorganisasi jadwal PM berdasarkan lokasi dan penerapan formulir penandaan digital untuk unit melaporkan aktivitas pemeliharaan.
Perpustakaan Digital ITB