digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PT Sembilan Matahari merupakan salah satu industri kreatif yang bergerak di bidang audio visual consultant. PT Sembilan Matahari berdiri sejak tahun 2007 dengan lingkup bisnis meliputi video mapping, audio visual dan multimedia creation. PT Sembilan Matahari terbentuk berawal dari sebuah komunitas yang kemudian berkembang menjadi perusahaan yang bekerja dengan basis selalu berinovasi. Selama sepuluh tahun perusahaan telah berdiri PT Sembilan Matahari menghadapi isu berupa kesulitan untuk mengembangkan perusahaan. Dimana isu tersebut muncul disebabkan oleh beberapa masalah yang ditemukan dari hasil interview seperti: dominansi budaya kekeluargaan (clan), penurunan profit dan penjualan dan rendahnya produktifitas karyawan. Agar dapat menemukan akar permasalahan dari isu-isu yang muncul dilakukan pemetaan terhadap isu –isu tersebut kedalam Current Reality Tree (CRT). Berdasarkan hasil pemetaan ditemukan akar dari permasalahan yang terjadi yaitu tidak adanya sistem manajemen kinerja. Menerapkan sistem manajemen kinerja adalah solusi dari permasalahan tersebut. Dengan sistem manajemen kinerja maka perusahaan dapat mengelola aktivitas dan hasil dari kinerja dan menentukan variabel yang dibutuhkan dalam mengukur kinerja dari organisasi. PT Sembilan Matahari membutuhkan sistem manajemen kinerja untuk mewujudkan strategy menjadi aktivitas dan program agar sejalan dengan target yang ingin dicapai perusahaan. Dalam proyek akhir ini menggunakan metode Integrated Performance Management System oleh Dermawan Wibisono (2006) dalam merancang sistem manajemen kinerja. Metode tersebut dipilih berdasarkan kesesuaian variabel yang dimiliki oleh IPMS serta kebutuhan dan kondisi dari PT Sembilan Matahari dimana disebabkan oleh mudah dimengerti, tidak rumit, memiliki kejelasan dalam keterkaitan antara variabel serta menyediakan proses benchmark. Metode ini paling sesuai dengan kondisi PT Sembilan Matahari dibandingkan dengan alternatif solusi lainnya seperti balance scorecard dan Performance Prism. Sistem manajemen kinerja dirancang berdasarkan analisis lingkungan bisnis yang terdiri dari lingkungan eksternal (PEST dan 5 Forces) dan lingkungan internal (Sumber Daya dan Kapabilitas) serta dengan melihat visi, misi serta strategi perusahaan. Variabel kinerja berdasarkan IPMS memiliki tiga perspektif diantaranya adalah: keluaran organisasi, proses internal dan kemampuan sumber daya. Tahapan dalam implementasi sistem manajemen kinerja meliputi siklus pengukuran, evaluasi, diagnosis dan tindak lanjut. Selanjutnya pada tahapan implementasi sistem manajemen kinerja, hal-hal yang perlu untuk diperhatikan adalah kesesuaian dengan sistem manajemen kinerja yang baru, penyesuaian laporan, sosialisi dari sistem manajemen kinerja, pelatihan yang dibutuhkan, alokasi sumber daya serta display dari hasil pengukuran sistem manajemen kinerja.