digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Ria Dwi Astuti
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Ria Dwi Astuti
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Ria Dwi Astuti
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Ria Dwi Astuti
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Ria Dwi Astuti
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 5 Ria Dwi Astuti
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Ria Dwi Astuti
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

Dalam lingkungan startup yang terus berubah secara global, manajemen SDM strategis yang berfokus pada manusia menjadi sangat penting untuk menjaga pertumbuhan dan daya saing perusahaan. KAMI Workforce, sebuah startup teknologi SDM yang berkembang di Indonesia, menghadapi tantangan seperti tingginya tingkat turnover karyawan, proses rekrutmen yang belum efisien, serta pemanfaatan data SDM yang masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi perbaikan melalui penerapan model Human Resource Business Partner (HRBP). Data dikumpulkan melalui studi kasus kualitatif dengan wawancara semi-terstruktur melibatkan manajer negara, karyawan KAMI Workforce, serta HRBP dari perusahaan teknologi lainnya. Analisis dilakukan menggunakan metode tematik berdasarkan kerangka Braun dan Clarke yang disesuaikan dengan model HRBP Ulrich. Hasil utama menunjukkan adanya kelemahan dalam sistem SDM KAMI Workforce, seperti hambatan komunikasi antara manajemen dan karyawan, ketidakjelasan peran, minimnya peluang pengembangan karier, serta kurangnya keselarasan antara strategi SDM dan tujuan bisnis. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan model HRBP secara terintegrasi dapat memberikan dampak besar melalui empat peran utama: mitra strategis, pakar administrasi, pembela karyawan, dan agen perubahan. Peran ini penting dalam perencanaan tenaga kerja strategis, transformasi budaya, pengembangan talenta, dan pemanfaatan analitik SDM. Untuk mendukung penerapan HRBP yang efektif, studi ini mengusulkan peta jalan implementasi dalam empat tahap: (1) pembangunan pondasi, (2) optimalisasi proses, (3) penyelarasan strategis, dan (4) perbaikan berkelanjutan.