digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dalam ruang lingkup industri pasar makanan dan minuman (F&B) di Indonesia, konsep employee engagement atau keterlibatan karyawan menjadi indikator penting dalam kesuksesan bisnis dan retensi karyawan, terutama dalam skala bisnis startup. Sebagai perusahaan F&B di Bandung, Happybites telah menghadapi masalah terkait dengan turnover karyawan serta rendahnya keterlibatan karyawan, khususnya pada tim outlet. Masalah ini tidak hanya berpengaruh pada produktivitas jangka pendek, tetapi juga mengancam konsistensi pelayanan dan kerja sama organisasi pada jangka panjang. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplor faktor-faktor yang mempengaruhi employee engagement serta mengidentifikasi faktor yang paling dominan dalam memengaruhi keterlibatan tersebut di Happybites, yang berfokus pada karyawan dapur di outlet. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus, yang dapat memungkinkan pemahaman mendalam tentang pengalaman employee engagement dari karyawan dalam konteks kerja nyata di lapangan. Dengan menggunakan teknik purposive sampling, lima orang dari perusahaan dipilih untuk menjadi informan: CEO, Chief of Human Resource, Area Manager, dan dua kru outlet. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara semi-terstruktur yang memberikan informasi mendalam tentang kepemimpinan, komunikasi, beban kerja, kerja tim, serta kesempatan pengembangan diri. Untuk menganalisa data, peneliti menggunakan Delve software, yang kemudian dilakukan proses open coding dan pattern coding untuk menemukan tema besar. Model Aon Hewitt Employee Engagement digunakan untuk membantu menjelaskan penemuan yang muncul. Dari hasil analisa, ditemukan tujuh aspek utama employee engagement di Happybites, yaitu: yaitu kepemimpinan, komunikasi, pengakuan dan kompensasi, beban kerja, lingkungan kerja, dinamika tim, serta pelatihan dan pengembangan. Di antara ketujuh faktor tersebut, kepemimpinan muncul sebagai faktor yang paling dominan, karena berperan besar dalam membentuk persepsi karyawan terhadap dukungan, rasa aman, dan motivasi kerja mereka sehari-hari. Meskipun demikian, beberapa masalah seperti program pelatihan yang tidak konsisten, beban kerja berlebih, dan kurangnya peluang karier, diidentifikasi sebagai hambatan dalam peningkatan keterlibatan. Penelitian ini tidak dimaksudkan untuk digeneralisasikan ke seluruh industri F&B karena hanya melibatkan sedikit partisipan karena kendala aksesibilitas dan hanya terbatas pada satu lokasi usaha. Namun, studi ini dapat menjadi eksplorasi kontekstual yang dapat digunakan untuk merumuskan strategi internal di Happybites, serta memberikan wawasan bagi perusahaan startup lainnya. Rekomendasi diberikan untuk menciptakan suasana kerja yang lebih interaktif guna mendorong retensi dan peningkatan kinerja.