digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pertamina Hulu Rokan (PHR) Regional 1 Zona 4, sebagai salah satu BUMN di Indonesia, memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan energi Ketahanan Energi Nasional. Pemerintah dalam hal ini diwakili oleh SKKMigas berperan mengawasi dan memonitor industri migas di Indonesia menetapkan target produksi yang disepakati berdasarkan data dari kemampuan reservoir masing-masing lapangan yang akan dicapai setiap tahunnya. Program kerja yang telah dilakukan seperti pengeboran, workover, well intervention, target produksi masih belum bisa tercapai, dimana proyeksi produksi migas zona 4 per 31 Oktober 2024 adalah 89% minyak dan 98% Gas untuk tahun 2024, hal ini akan menyebabkan titik awal mulai awal 2025 akan rendah. Jika melihat proyeksi produksi Desember 2024 sebesar 27.601 bopd, dimana target pada Januari 2025 seharusnya berangkat dari angka 29.494 bopd, maka ada gap run rate terhadap target produksi sebesar 1.892 bopd. Ini juga berlaku sebaliknya untuk selisih produksi gas sebesar 7.3 mmscfd. Dalam hal ini, PHR Regional 1 Zona 4 perlu mencari program alternatif untuk mengisi selisih produksi. Beberapa tahapan dan hipotesis dilakukan untuk mengatasi gap run rate antara akhir tahun 2024 terhadap awal tahun 2025, melalui metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dicari program alternatif terbaik untuk meningkatkan produksi zona 4, menurunkan gap run rate dengan memilih program yang dapat diterapkan langsung dengan risiko rendah. Dalam penelitian ini, akan fokus pada upaya mencari program tambahan untuk meningkatkan produksi minyak dengan mempertimbangkan beberapa aspek penting seperti ketersediaan anggaran, rig, perijinan, fasilitas di permukaan dan faktor eksternal lainnya. Pengumpulan data perlu dilakukan, data sumuran yang telah dievaluasi dari segi data bawah permukaan, permukaan dan sisi operasional. Pengambilan keputusan dilaksanakan berdasarkan pendekatan kuantitatif dengan rasio konsistensi £ 0,1, program kerja sumur mana yang dapat menghasilkan tambahan produksi minyak (barel minyak) dan berapa kontribusi untuk mengurangi gap run rate pada tahun 2024, dalam hal ini dipilih upaya melalui percepatan pengeboran 3 sumur baru di struktur Gunung Kemala.