Apoteker merupakan salah satu tenaga kesehatan yang melayani masyarakat dalam pemenuhan
kebutuhan obat. Pelayanan diberikan tdak hanya di kondisi normal, tetapi juga mencakup kondisi
kedaruratan akibat terjadinya bencana, yang memerlukan feksibilitas dan kemampuan apoteker di
luar tugas tradisional. Indonesia secara geografs terletak pada pertemuan tga lempeng tektonik
aktf yang menyebabkan sering terjadinya bencana gempa, oleh karena itu kesiapsiagaan apoteker
menjadi salah satu hal pentng yang perlu dicermat dan aspek ini belum ditelit. Pada penelitan ini
dilakukan survei kesiapsiagaan apoteker yang bekerja di pusat layanan kesehatan di Pulau Jawa
dengan tujuan mengukur tngkat kesiapsiagaan yang terdiri dari pengetahuan, sikap, dan praktk
serta mengidentfkasi hubungan antara karakteristk sosiodemograf dengan tngkat pengetahuan,
sikap, dan praktk apoteker dalam pemberian pelayanan kefarmasian selama fase tanggap darurat
bencana. Studi ini menggunakan desain eksploratf dengan metode purposive sampling, data
dikumpulkan melalui kuesioner. Sekitar 67 responden mengisi kuesioner secara lengkap untuk
dianalisis lebih lanjut. Hasil menunjukkan 86,57% responden memiliki tngkat kesiapsiagaan pada
level sedang dan 13,43% pada level tnggi. Namun demikian, hasil menunjukkan 23,13% dalam
tngkat ketepatan responden dalam menjawab pertanyaan terkait bantuan hidup dasar dan triase.
Untuk itu peningkatan level kesiapsiagaan bencana, terutama pada aspek pengetahuan dan praktk
masih diperlukan.
Perpustakaan Digital ITB