Abstrak
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Dalam beberapa tahun terakhir, sektor perkeretaapian nasional mengalami perkembangan
signifikan seiring dengan meningkatnya animo masyarakat terhadap transportasi kereta api.
Akan tetapi, tren tersebut belum sepenuhnya diimbangi dengan peningkatan aspek
keselamatan operasional. Sejumlah insiden masih kerap terjadi dalam satu dekade terakhir,
dengan kelelahan sering diidentifikasi sebagai salah satu faktor risiko utama yang
berkontribusi terhadap terjadinya kecelakaan. Selaku operator utama layanan
perkeretaapian nasional, PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI telah menyadari
pentingnya isu kelelahan dalam aspek operasional masinis dan asisten masinis. Namun
demikian, kajian empiris mengenai tingkat kelelahan masinis dan asisten masinis di
Indonesia masih relatif terbatas. Penelitian ini diinisiasi untuk mengevaluasi tingkat
kelelahan masinis dan asisten masinis PT KAI di seluruh daerah operasi Pulau Jawa serta
mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi secara signifikan terhadap eksistensi
kelelahan tersebut. Selain itu, penelitian ini turut bertujuan untuk mengusulkan teknik
mitigasi guna meminimalkan kelelahan. Tujuan-tujuan tersebut dicapai melalui pendekatan
pengukuran subjektif menggunakan metode survei dengan instrumen kuesioner. Kuesioner
yang digunakan terdiri atas pertanyaan terbuka serta tertutup yang menggali persepsi
responden terhadap kelelahan kerja, faktor-faktor yang berkontribusi terhadap timbulnya
kelelahan, dan usulan terkait pengendalian kelelahan. Selain itu, kuesioner turut memuat
karolinska sleepiness scale (KSS) guna mengukur tingkat kantuk responden, mengingat
kantuk merupakan bentuk manifestasi dari kelelahan. Temuan dari penelitian ini
menunjukkan bahwa tingkat kelelahan masinis dan asisten masinis berada dalam kategori
rendah hingga moderat, dengan tingkat kelelahan/kantuk tertinggi terjadi pada shift malam,
dinas langsir, dan dinas perjalanan kereta penumpang. Tingkat kelelahan tersebut sangat
dipengaruhi oleh faktor operasional dan faktor non-operasional, seperti jadwal dinasan (OR
= 1,64), waktu istirahat antar-dinasan (OR = 1,51), kualitas tidur di rumah (OR = 1,39),
konsumsi obat-obatan ringan (OR = 1,52), tingkat stres di lingkungan kerja/saat dinasan
(OR = 2,06), tingkat stres di rumah (OR = 1,60), dan tekanan akibat masalah
ekonomi/finansial (OR = 1,31). Berdasarkan temuan tersebut, teknik mitigasi kelelahan
yang dirancang meliputi penyesuaian waktu istirahat serta jadwal dinasan dengan
pendekatan forward rotation, peningkatan kualitas istirahat, edukasi mengenai penggunaan
obat-obatan ringan, penyesuaian sistem reward and punishment, peningkatan kondisi
lingkungan kerja, serta penerapan fatigue risk management system (FRMS). Pada masa
mendatang, kajian mengenai kelelahan masinis dan asisten masinis disarankan untuk
mengombinasikan pendekatan subjektif dan objektif, menggunakan instrumen terstandar
untuk kualitas tidur serta stres/tekanan mental (PSQI dan NASA TLX), serta merealisasikan
observasi lapangan guna memverifikasi persepsi yang disampaikan responden, khususnya
dalam aspek lingkungan kerja.
Perpustakaan Digital ITB