Kelelahan merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kecelakaan di
perkeretaapian. Kajian mengenai kelelahan saat mengoperasikan kereta api di
Indonesia masih sangat minim, terutama pada pengoperasian kereta barang. Kereta
barang merupakan tulang punggung perkeretaapian di Indonesia karena
pendapatannya yang sangat besar. Namun demikian, pemahaman tentang
karakteristik pekerjaan dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan
masih belum diketahui. Pemahaman yang baik mengenai sistem pengoperasian
kereta barang dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dapat membantu dalam
merancang strategi mitigasi yang efektif. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang mengakibatkan terjadinya
kelelahan serta bagaimana strategi mitigasinya.
Tujuan penelitian ini dicapai melalui tiga studi penelitian, yaitu studi pendahuluan,
kajian lapangan, dan eksperimen laboratorium. Temuan dari ketiga studi akan
digunakan untuk merancang strategi mitigasi. Studi pendahuluan dilakukan untuk
memahami karakteristik operasional pengoperasian kereta barang dan faktor-faktor
yang berhubungan dengan kelelahan. Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan
penyebaran kuesioner, kajian dokumen, dan observasi lapangan. Hasil ketiga
kegiatan tersebut digunakan untuk studi ke-2 dan ke-3. Sejumlah temuan diketahui
beririsan dengan temuan pada kegiatan lainnya, yaitu temuan terkait durasi kerja
yang panjang, durasi istirahat kurang optimal, dan kenyamanan serta keamanan
Griya Karya. Selain itu, pada studi ini juga ditemui adanya fenomena split sleep
yang disebabkan karena irregularitas pekerjaan. Pengaruh dari split sleep ini dikaji
pada studi ke-3.
Studi ke-2 dilakukan untuk memahami profil kelelahan masinis selama
mengoperasikan kereta barang, tingkat kelelahan selama mengoperasikan kereta
barang, serta bagaimana korelasi antar indikator kelelahan saat pengukuran di
lapangan. Pengukuran yang dilakukan meliputi pengukuran terhadap indikator
okular (video kamera) dan pengisian kuesioner kelelahan (KSS dan VAS). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pola kelelahan saat mengoperasikan kereta barang
adalah linier dan kubik. Shift kerja, waktu mengoperasikan kereta, serta jenis KA
ditemui berhubungan signifikan dengan kelelahan. Selain itu, sejumlah parameter
okular ditemui berkorelasi cukup kuat dengan indikator subjektif, yaitu blink
duration (BD), closed phase (CDP), microsleep per minute (MPM), dan
PERCLOS.
ii
Eksperimen laboratorium yang dilakukan pada studi ke-3 bertujuan untuk
memahami bagaimana fenomena split-sleep mempengaruhi kelelahan. Studi ini
dilatarbelakangi adanya temuan bahwa masinis memanfaatkan waktu tunggu
keberangkatan di Griya Karya dengan tidur (temuan di alur dinas dan wawancara
sub tema 1.3). Aktivitas ini masih perlu dikaji lebih jauh bagaimana dampaknya
terhadap tingkat kelelahan. Pengukuran yang dilakukan meliputi pengukuran
terhadap indikator okular, gelombang otak, performansi, serta kuesioner KSS dan
VAS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengoperasian kereta api bersifat
kompleks dan irregular. Pada kajian eksperimen laboratorium diketahui bahwa
split-sleep dan waktu ditemui mempengaruhi kelelahan secara signifikan. Selain
itu, hasil uji korelasi menunjukkan bahwa perlunya kajian lanjutan yang membahas
mengenai SAT.