Peringkat Indonesia dalam daya saing global berada di urutan ke-50 dari 141
negara. Pembangunan infrastruktur adalah kunci untuk daya saing ini.
Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera merupakan salah satu fokus Pemerintah
Indonesia untuk meningkatkan perekonomian Indonesia dengan mengurangi biaya
pengangkutan barang dan logistik antara Jawa dan Sumatera. PT Hutama Karya
(Persero) telah ditunjuk oleh Pemerintah Indonesia untuk melaksanakan tugas
pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera, salah satunya adalah ruas Rengat –
Pekanbaru sepanjang 207 Km.
Tugas Akhir ini akan fokus melakukan studi kelayakan Finansial dan studi
kelayakan Ekonomi ruas Tol Rengat – Pekanbaru di Tol Trans Sumatera.
Studi kelayakan Finansial mempertimbangkan potensi arus kas operasi jalan tol dari
lalu lintas dan dari tarif tol, sementara studi kelayakan Ekonomi
mempertimbangkan potensi manfaat yang akan diterima kepada masyarakat dari
dua sisi, yaitu menghemat dari Biaya Operasi Kendaraan dan penghematan dalam
Waktu Operasi Kendaraan.
Berdasarkan studi kelayakan Finansial, ruas Tol Trans Sumatera segmen Rengat –
Pekanbaru tidak layak dilaksanakan karena memiliki IRR = 3,23% yang lebih
rendah dari tingkat diskonto 11,6%, Net Present Value (NPV) = Rp.
(31.058.356.015) dan Payback Period lebih dari 40 tahun (melebihi masa konsesi).
Berdasarkan studi kelayakan Ekonomi, Ruas Tol Trans Sumatera segmen Rengat –
Pekanbaru layak dilaksanakan karena memiliki Vehicle Operating Cost Saving
(VOCS) sebesar Rp.34.518.789.566 (best case), VOCS sebesar Rp.28.820.764.540
(base case), dan VOCS sebesar Rp. 19,285,489,206 (worst case). Ruas Tol Rengat
– Pekanbaru memiliki Vehicle Operating Time Saving (VOTS) 2,02 jam (best
case), 1,53 jam (base case) dan 0,84 jam (worst case).
Inilah sebabnya mengapa Pemerintah Indonesia mengambil kebijakan untuk terus
melaksanakan pembangunan Ruas Tol Rengat – Pekanbaru dengan memberikan
penugasannya kepada PT Hutama Karya.
Perpustakaan Digital ITB