digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Perangkat elektronik, misalnya PV, mengalami penurunan efisiensi ketika temperatur kerjanya naik, sehingga butuh sistem pendingin yang sesuai. PHP dapat dikategorikan sebagai sistem pendinginan pasif karena tidak memerlukan tenaga dari luar untuk menggerakkan fluida yang ada di dalamnya. PHP merupakan pengembangan lebih lanjut dari heat pipe konvensional tanpa menggunakan struktur wick dalam pipanya. Dalam penelitian eksperimental skala lab ini, digunakan PHP dengan struktur single loop dan tembaga sebagai material pipanya. Variabel bebas yang diuji yaitu fluida kerja, sudut inklinasi saat pemasangan, daya masukan, dan Filling Ratio (FR). Fluida kerja yang digunakan yaitu air dan ethanol, diuji pada sudut inklinasi 0°, 20°, 40°, 60°, dan 90°, menggunakan daya masukan 45-75 watt, juga variasi FR 50% dan 70% untuk ethanol. Analisis terhadap data eksperimental dilakukan untuk menentukan performa start up dan performa termal masing-masing variasi parameter PHP. Dari hasil yang didapat, performa start up yang lebih baik ditunjukkan oleh fluida kerja ethanol, dan performa termal yang lebih baik ditunjukkan oleh air. Daya masukan yang semakin tinggi akan mengakibatkan peningkatan performa start up, namun dampaknya terhadap performa termal masih bergantung pada fluida kerja yang digunakan dan FR-nya. Sudut inklinasi yang menunjukkan performa start up terbaik berdasarkan variasi parameter yang digunakan yaitu 60°, sedangkan performa termal terbaik ditunjukkan oleh sudut inklinasi 20°. Pada fluida kerja ethanol, FR yang lebih rendah menunjukkan performa start up yang lebih baik, dan FR yang lebih tinggi menunjukkan performa termal yang lebih baik.