digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Inflamasi merupakan respons alami sistem imun terhadap cedera jaringan atau rangsangan merugikan seperti infeksi, zat asing, atau reaksi hipersensitivitas. Kondisi ini ditandai dengan adanya kemerahan, nyeri, panas, dan pembengkaan di area yang terkena. Pengobatan inflamasi saat ini umumnya menggunakan obat antiinflamasi steroid dan nonsteroid (NSAID). Namun, penggunaan jangka panjang NSAID dapat menimbulkan efek samping seperti gangguan ginjal, hipertensi, edema, serta perdarahan saluran cerna. Kondisi ini mendorong pencarian senyawa aktif dengan aktivitas antiinflamasi dari bahan alam, salah satunya berasal dari daun sereh dapur (Cymbopogon citratus (DC.) Stapf). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas antiinflamasi ekstrak dan fraksi daun sereh dapur, serta mengkarakterisasi senyawa aktif yang terkandung di dalam fraksi terpilih. Pengujian aktivitas antiinflamasi dilakukan secara in vitro menggunakan metode penghambatan denaturasi protein. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat memiliki aktivitas antiinflamasi paling baik dengan nilai IC?? sebesar 883,73 ± 11,57 µg/mL. Ekstrak tersebut kemudian difraksinasi menggunakan kromatografi cair vakum (KCV) dengan elusi gradien pelarut n-heksana, kloroform, dan metanol. Fraksi terbaik ditunjukkan oleh fraksi 9 yang merupakan gabungan dari fraksi ke-16, 17, dan 18, dengan nilai IC?? sebesar 672,73 ± 5,78 µg/mL. Karakterisasi fraksi 9 menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT)-spektrofotodensitometri menunjukkan adanya senyawa dengan nilai Rf yang identik dengan luteolin pada panjang gelombang maksimum 348 nm. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa ekstrak etil asetat dan fraksi 9 daun sereh dapur diduga mengandung luteolin yang berperan dalam aktivitas antiinflamasi tersebut. Karakterisasi senyawa lebih lanjut diperlukan untuk memastikan senyawa yang terkandung dan berperan dalam aktivitas antiinflamasi.