Inflamasi merupakan respons alami sistem imun terhadap cedera jaringan atau rangsangan
merugikan seperti infeksi, zat asing, atau reaksi hipersensitivitas. Kondisi ini ditandai dengan adanya
kemerahan, nyeri, panas, dan pembengkaan di area yang terkena. Pengobatan inflamasi saat ini
umumnya menggunakan obat antiinflamasi steroid dan nonsteroid (NSAID). Namun, penggunaan
jangka panjang NSAID dapat menimbulkan efek samping seperti gangguan ginjal, hipertensi, edema,
serta perdarahan saluran cerna. Kondisi ini mendorong pencarian senyawa aktif dengan aktivitas
antiinflamasi dari bahan alam, salah satunya berasal dari daun sereh dapur (Cymbopogon citratus
(DC.) Stapf). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas antiinflamasi ekstrak dan fraksi
daun sereh dapur, serta mengkarakterisasi senyawa aktif yang terkandung di dalam fraksi terpilih.
Pengujian aktivitas antiinflamasi dilakukan secara in vitro menggunakan metode penghambatan
denaturasi protein. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat memiliki aktivitas antiinflamasi
paling baik dengan nilai IC?? sebesar 883,73 ± 11,57 µg/mL. Ekstrak tersebut kemudian difraksinasi
menggunakan kromatografi cair vakum (KCV) dengan elusi gradien pelarut n-heksana, kloroform,
dan metanol. Fraksi terbaik ditunjukkan oleh fraksi 9 yang merupakan gabungan dari fraksi ke-16, 17,
dan 18, dengan nilai IC?? sebesar 672,73 ± 5,78 µg/mL. Karakterisasi fraksi 9 menggunakan
kromatografi lapis tipis (KLT)-spektrofotodensitometri menunjukkan adanya senyawa dengan nilai Rf
yang identik dengan luteolin pada panjang gelombang maksimum 348 nm. Berdasarkan hasil
tersebut, dapat disimpulkan bahwa ekstrak etil asetat dan fraksi 9 daun sereh dapur diduga
mengandung luteolin yang berperan dalam aktivitas antiinflamasi tersebut. Karakterisasi senyawa
lebih lanjut diperlukan untuk memastikan senyawa yang terkandung dan berperan dalam aktivitas
antiinflamasi.
Perpustakaan Digital ITB