Inflamasi adalah respon sistem imunitas terhadap stimulus berbahaya seperti patogen, kerusakan
jaringan, senyawa toksik, rangsangan yang merugikan atau iradiasi. Adanya inflamasi dapat
menyebabkan respon yang mengganggu dan membuat tidak nyaman, seperti nyeri, panas,
kemerahan, dan edema. Pada umumnya digunakan obat antiinflamasi untuk mengurangi rasa tidak
nyaman tersebut. Dalam pengobatannya, bahan alam juga menjadi salah satu pendekatan yang
banyak diminati karena ketersediaan dan penggunaannya secara tradisional di berbagai negara.
Telah banyak penelitian yang menyatakan bahwa metabolit sekunder dalam bahan alam dapat
memiliki aktivitas sebagai antiinflamasi, seperti senyawa flavonoid dan fenol. Salah satu tumbuhan
yang memiliki kandungan senyawa flavonoid tinggi adalah daun jambu biji (Psidium guajava). Di
Indonesia, tumbuhan jambu biji tersebar di banyak wilayah dan cenderung mudah tumbuh dimana
saja sehingga pemanfaatannya dapat menjadi potensi besar untuk tujuan pengobatan. Inilah yang
mendasari dilakukannya penelitian terkait potensi bahan aktif yang berasal dari bahan alam untuk
mengatasi inflamasi dari daun jambu biji (Psidium guajava L.) Penelitian ini bertujuan untuk
mengkaji aktivitas antiinflamasi ekstrak dan fraksi daun jambu biji. Penentuan aktivitas
antiinflamasi dilakukan dengan metode denaturasi protein dan mengkarakterisasi golongan
metabolit sekunder yang terkandung dalam fraksi aktif antiinflamasi. Ekstraksi dilakukan dengan
metode maserasi bertingkat menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, dan etanol 70%. Aktivitas
antiinflamasi ketiga ekstrak tersebut diuji dengan metode denaturasi protein. Ekstrak dengan
aktivitas antiinflamasi terbaik ditunjukkan oleh ekstrak etanol 70% dengan nilai IC50 sebesar 83,69
± 3,50 µg/mL. Ekstrak etanol 70% kemudian difraksinasi secara metode kromatografi cair vakum
menggunakan elusi gradien dengan pelarut n-heksana, etil asetat, dan etanol 96%. Fraksi dengan
aktivitas antiinflamasi terbaik ditunjukkan oleh fraksi gabungan 5 (FG5) dengan nilai IC50 sebesar
48,54 ± 6,65 µg/mL. Hasil karakterisasi FG5 dengan penampak bercak universal HsSO4 10% dalam
metanol, penampak bercak spesifik FeCl3, sitroborat, dan Liebermann-Burchard. Hasil KLT dengan
penampak bercak tersebut menunjukkan bahwa pada fraksi mengandung senyawa golongan fenol,
flavonoid, dan triterpenoid. Oleh karena itu disimpulkan bahwa berdasarkan metode denaturasi
protein, aktivitas antiinflamasi paling baik ditunjukkan oleh ekstrak etanol 70% daun jambu biji dan
fraksi FG5 yang mengandung senyawa golongan fenol, flavonoid, dan triterpenoid. Karakterisasi
dan identifikasi lebih lanjut diperlukan dalam pengembangan sediaan antiinflamasi berbasis fraksi
aktif tanaman daun jambu biji.
Perpustakaan Digital ITB