Bor Penunjang Migas (BPM) mengoperasikan 47 anjungan pemboran, di seluruh
wilayah Indonesia.
Selain anjungan pemboran, BPM mempunyai lini usaha penunjang pemboran
seperti pemboran berarah, penyemenan, pembuatan lumpur bor, pemasangan
selongsong sumur, coring, dan lain-lain. Lini usaha penunjang pemboran dianggap
sebagai sampingan/ tambahan terhadap usaha penyewaan anjungan pemboran
Dan pada umumnya, penyewaan jasa penunjang pemboran dilakukan terpisah
terhadap sewa anjungan bor Sehingga, market share usaha penunjang pemboran
di BPM tidak sebagus market share anjungan pemboran. Positifnya, asset usaha
penunjang pemboran yang hanya 10% dari total asset produktif ini berkontribusi
lebih dari 20% pendapatan perusahaan, dan secara konsisten memberikan laba
bersih sekitar 15% dibandingkan laba bersihanjungan bor yang hanya 5%.
Seiring dengan peningkatan aktivitas pemboran di Indonesia saat ini, sebagai
perusahaan pemboran, BPM berharap pertumbuhan yang signifikan baik dari sisi
pendapatan maupun laba bersih. Untuk itu, dengan mempertimbangkan struktur
asset dan kemampuan masing-masing lini usaha dalam menghasilkan laba, BPM
melakukan perubahan strategi bisnis. Agar bisa meningkatan pangsa pasar dan
produktivitas seluruh asset perusahaan, BPM akan menawarkan layanan end-toend
pemboran
terintegrasi,
menggabungkan
anjungan
dan
penunjang
pemboran
di
dalam
satu kontrak. BPM akan berubah dari perusahan anjungan pemboran
menjadi layanan pemboran terintegrasi, yang sebelumnya menyewakan anjungan
pemboran dan jasa-jasa penunjangnya secara terpisah, menjadi perusahaan yang
mengerjakan pemboran sumur migas mulai dari design sampai sumur tersebut siap
diproduksikan, dalam satu proyek pemboran terintegrasi.
Thesis ini mendiskusikan proses trasnformasi BPM menjadi perusahaan pemboran
terintegrasi tersebut. Di bagian pertama akan dilakukan survey kondisi dan
akseptabilitas organisasi terhadap rencana transformasi bisnis tersebut. Langkah
kedua, pemilihan metode transformasi, dalam hal ini metode ADKAR dianggap
paling efektif sesuai kondisi Perusahaan. Kemudian mendefinisikan perubahan
yang harus dilakukan pada komponen utama Perusahaan, diantaranya struktur
organisasi, investasi peralatan, kompetensi karyawan dan perubahan proses
bisnis. Selanjutnya adalah implementasi strategi bisnis baru (perubahan), termasuk pendekatan pilot project untuk mengevaluasi efektifitas proses
transformasi.
Dengan menjadi Perusahaan pemboran terintegrasi ini, diharapkan BPM bisa
meningkatkan revenue dan profit dua kali lipat pada dua tahun setelah
transformasi bisnis dilakukan.
Perpustakaan Digital ITB