Busana muslim semakin populer di Indonesia, namun hanya ada satu merek busana
muslim yang mendapatkan sertifikasi halal MUI sejak 2016. Hal ini bertolak belakang
dengan kenyataan bahwa Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di
dunia, namun bisnis halal fashion tidak berkembang dengan baik. Oleh karena itu, tugas
akhir ini akan mengkaji aspek-aspek penting yang mempengaruhi permintaan wanita
Muslim Indonesia akan produk busana halal, membangun hubungan antara elemenelemen
tersebut, dan mengusulkan strategi pemasaran untuk pengenalan dan
implementasi fashion halal ke pasar Indonesia. Teori Perilaku Terencana digunakan untuk
memahami perilaku konsumen Indonesia dalam mengambil keputusan berbelanja fashion
halal, sebagaimana dibuktikan oleh hasil penelitian ini. Analisis data kuantitatif
digunakan dalam penelitian ini untuk memiliki pemahaman yang menyeluruh tentang
faktor-faktor yang berkontribusi terhadap keengganan wanita Muslim muda untuk
memakai busana halal. Penelitian ini menggunakan pendekatan pemodelan persamaan
struktural dengan partial least square (SEM-PLS) untuk menilai dan mengestimasi
korelasi antar variabel. Analisis data mengungkapkan bahwa sikap, norma subjektif, dan
keyakinan kontrol semuanya berkontribusi pada keraguan individu untuk memakai
busana halal. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa mayoritas responden
menyatakan setuju dengan keengganan untuk memakai brand fashion halal. Hal ini
menunjukkan bahwa konsep halal fashion belum diterima oleh wanita muslim muda
Indonesia. Sebagai bisnis fashion yang ingin mengikuti prinsip-prinsip fashion halal
dalam jangka panjang, Shadara harus menggunakan strategi pemasaran yang efektif untuk
membawa fashion halal kepada wanita muda Muslim sebagai target pasar. Beberapa
strategi pemasaran yang digunakan, antara lain Trends Shaping Marketing, Analisis Lima
A Jalur Pelanggan, Enam Atribut Berpusat pada Manusia, dan Strategi Konten
Pemasaran.
Perpustakaan Digital ITB