digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Busana muslim semakin populer di Indonesia, namun hanya ada satu merek busana muslim yang mendapatkan sertifikasi halal MUI sejak 2016. Hal ini bertolak belakang dengan kenyataan bahwa Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, namun bisnis halal fashion tidak berkembang dengan baik. Oleh karena itu, tugas akhir ini akan mengkaji aspek-aspek penting yang mempengaruhi permintaan wanita Muslim Indonesia akan produk busana halal, membangun hubungan antara elemenelemen tersebut, dan mengusulkan strategi pemasaran untuk pengenalan dan implementasi fashion halal ke pasar Indonesia. Teori Perilaku Terencana digunakan untuk memahami perilaku konsumen Indonesia dalam mengambil keputusan berbelanja fashion halal, sebagaimana dibuktikan oleh hasil penelitian ini. Analisis data kuantitatif digunakan dalam penelitian ini untuk memiliki pemahaman yang menyeluruh tentang faktor-faktor yang berkontribusi terhadap keengganan wanita Muslim muda untuk memakai busana halal. Penelitian ini menggunakan pendekatan pemodelan persamaan struktural dengan partial least square (SEM-PLS) untuk menilai dan mengestimasi korelasi antar variabel. Analisis data mengungkapkan bahwa sikap, norma subjektif, dan keyakinan kontrol semuanya berkontribusi pada keraguan individu untuk memakai busana halal. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju dengan keengganan untuk memakai brand fashion halal. Hal ini menunjukkan bahwa konsep halal fashion belum diterima oleh wanita muslim muda Indonesia. Sebagai bisnis fashion yang ingin mengikuti prinsip-prinsip fashion halal dalam jangka panjang, Shadara harus menggunakan strategi pemasaran yang efektif untuk membawa fashion halal kepada wanita muda Muslim sebagai target pasar. Beberapa strategi pemasaran yang digunakan, antara lain Trends Shaping Marketing, Analisis Lima A Jalur Pelanggan, Enam Atribut Berpusat pada Manusia, dan Strategi Konten Pemasaran.