Industri Pariwisata di Indonesia mengalami perkembangan pesat sejak lima tahun terakhir. Terlebih sejak dicanangkannya program Big Leap Tourism oleh Presiden Joko Widodo di tahun 2014, pertumbuhan jumlah wisatawan yang berlibur ke destinasi-destinasi wisata di Indonesia mencapai 2% setiap tahunnya. Akan tetapi, pertumbuhan industri pariwisata nasional tidak dibarengi dengan perkembangan pariwisata daerah yang merata. Di Jawa Barat, jumlah kunjungan wisatawan bahkan terus menurun sejak awal tahun 2015. Hal ini menjadi isu bisnis yang perlu diperhatihan pemerintah, khusunya Dinas Parisiwata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat kunjungan wisatawan ditemukan melalui penelitian yang menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif, digunakan metode PESTEL dan Porter’s Five Forces sebagai analisa eksternal dan STP serta Marketing Mix untuk analisa internal. Sementara metode survey dan eksperimen berbasis neural (Electroencephalogram) digunakan sebagai metode analisa kuantitatif.
Dari hasil penelitian, ditemukan tiga faktor utama yang menyebebkan rendahnya tingkat kunjungan wisatawan ke Jawa Barat, yaitu: kurang memadainya infrastruktur dan fasilitas publik di tempat-tempat wisata di Jawa Barat, kurangnya keefektifan dalam kegiatan promosi yang dilakukan, serta semakin ketatnya kompetisi dengan daerah atau provinsi lainnya di Indonesia. Untuk itu, diberikan ajuan solusi yang berfokus untuk mengatasi akar permasalahan tersebut seperti: melakukan peremajaan infrastruktur serta bekerja sama dengan pihak swasta yang dapat berkontribusi dalam pembangunan di destinasi-destinasi wisata, menggencarkan aktivitas promosi melalui media elektronik dan internet, serta memberikan tampilan baru bagi wisata Jawa Barat yang dapat menarik wisatawan muda melalui city branding serta inovasi terhadap kegiatan berlibur di Jawa Barat.
Untuk menjalankan rekomendasi tersebut tentu membutuhkan dana yang cukup besar yang berasal dari anggaran APBD 2017. Namun, dalam proses eksekusi dapat dilakukan secara bertahap sesuai urgensi dari masing-masing rekomendasi. Dalam jangka pendek, Dinas Parisiwata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat dapat berfokus dalam memperbaiki infrastruktur dan menggencarkan kegiatan promosi. Dalam jangka panjang, membangun sekolah pariwisata berstandar internasional dapat menjadi investasi berharga untuk menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas untuk menjadi roda penggerak industri pariwisata Jawa Barat di masa depan sehingga dapat bersaing di skala nasional dan global.
Perpustakaan Digital ITB