Penelitian ini mengkaji isu kualitas layanan dan strategi inovasi dalam industri
perawatan estetika, dengan fokus pada Klinik X, sebuah klinik dermatologi dan
estetika yang berlokasi di Bandung. Latar belakang penelitian ini didorong oleh
persaingan ketat dalam pasar layanan estetika di wilayah urban Indonesia, di mana
berbagai klinik menawarkan layanan serupa dan memanfaatkan platform digital untuk
menarik konsumen, khususnya dari generasi muda. Dalam kondisi pasar yang jenuh
seperti ini, kualitas layanan menjadi pembeda yang paling krusial. Meskipun Klinik X
memiliki reputasi baik dan ulasan daring yang tinggi, klinik ini belum memiliki data
internal terstruktur yang dapat menangkap secara menyeluruh ekspektasi dan
pengalaman pasien, sehingga penelitian ini menjadi relevan dan penting.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kesenjangan kualitas layanan
yang dirasakan oleh pasien di Klinik X serta merumuskan strategi inovasi layanan
berdasarkan temuan tersebut. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode campuran (mixed methods) yang menggabungkan data kuantitatif dan
kualitatif. Data kuantitatif diperoleh melalui kuesioner SERVQUAL yang telah
dimodifikasi dan disebarkan kepada 85 responden. Model SERVQUAL mengukur lima
dimensi kualitas layanan, yaitu Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan
Empathy. Fokus utama dari analisis gap ini adalah pada Gap 5, yaitu selisih antara
harapan dan persepsi pasien. Sementara itu, data kualitatif dikumpulkan melalui
empat pertanyaan terbuka dan dianalisis secara tematik untuk memperkaya hasil
kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi Empathy memiliki nilai gap positif
tertinggi (+0.244), yang mencerminkan kekuatan klinik dalam pelayanan personal dan
perhatian terhadap pasien. Sebaliknya, dimensi Reliability mencatat gap negatif
terbesar (-0.938), terutama terkait dengan ketepatan waktu dan efisiensi apotek. Item
dengan gap negatif individu tertinggi adalah Q20 dalam dimensi Responsiveness (-
0.824), yang menunjukkan adanya ketidakpuasan pasien terhadap komunikasi pascaperawatan.
Temuan ini menegaskan bahwa meskipun interaksi emosional dan keramahan staf diapresiasi, pasien tetap mengharapkan konsistensi operasional yang
lebih baik serta komunikasi yang jelas dan proaktif.
Berdasarkan kesenjangan yang teridentifikasi, penelitian ini merumuskan strategi
inovasi layanan yang komprehensif untuk meningkatkan aspek reliability,
responsiveness, dan kepuasan pasien jangka panjang. Prioritas strategis yang
diusulkan meliputi: (1) peningkatan sistem antrean dan penjadwalan melalui
digitalisasi; (2) integrasi komunikasi berbasis WhatsApp dan aplikasi mobile untuk
pengingat dan informasi lanjutan; (3) penerapan sistem QR code untuk transaksi di
apotek guna meningkatkan keandalan dan mengurangi waktu tunggu; serta (4)
pelatihan staf mengenai komunikasi empatik dan penanganan pelanggan. Untuk
mendukung roadmap inovasi ini, disusun pula service blueprint yang menggambarkan
seluruh perjalanan pasien dan menyelaraskan proses internal dengan harapan pasien.
Rencana implementasi inovasi ini disusun dalam tiga tahap: jangka pendek (0–6
bulan), jangka menengah (6–12 bulan), dan jangka panjang (12–18 bulan), dengan
melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang relevan, termasuk manajemen, staf
operasional, dan tim teknologi informasi.
Penelitian ini memberikan kontribusi akademik dengan menggabungkan analisis
SERVQUAL dan umpan balik kualitatif yang berpusat pada pasien untuk membangun
kerangka inovasi yang kontekstual. Penelitian ini juga menyoroti bahwa layanan
dermatologis yang sebelumnya bersifat teknis dan transaksional kini semakin
diharapkan mampu memberikan pengalaman yang holistik dan personal. Secara
ilmiah, studi ini menekankan pentingnya kecerdasan emosional dan keandalan sistem
dalam mempertahankan kepercayaan serta loyalitas pasien. Secara praktis, penelitian
ini menawarkan model yang aplikatif dan dapat direplikasi bagi klinik-klinik serupa di
pasar berkembang yang ingin mempertahankan pertumbuhan melalui diferensiasi
berbasis kualitas.
Perpustakaan Digital ITB