COVER Rio Andrian
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Rio Andrian
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Rio Andrian
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Rio Andrian
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Rio Andrian
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Rio Andrian
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Rio Andrian
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN Rio Andrian
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Teluk Bima, yang terletak di Nusa Tenggara Barat, merupakan wilayah pesisir
penting bagi perikanan, pelayaran, dan pemukiman, namun rentan terhadap
pencemaran akibat aktivitas darat maupun laut. Pencemaran tersebut berpotensi
menurunkan kualitas ekosistem perairan dan mengancam keberlanjutan sumber
daya. Penelitian ini bertujuan menganalisis pola persebaran dan akumulasi polutan
menggunakan model numerik dua dimensi berbasis depth-averaged MIKE 21 Flow
Model FM. Simulasi dilakukan untuk periode satu tahun (2022) dengan dua
skenario debit sungai ekstrem: debit tinggi pada bulan Maret dan debit rendah pada
bulan September. Data masukan meliputi batimetri, pasang surut, angin, dan debit
sungai. Model hidrodinamika 2D terverifikasi dengan RMSE elevasi 0,1007 m
(Maret) dan 0,0740 m (September), menunjukkan pasang surut campuran dominan
semi-diurnal (Formzahl 0,8834) dengan arus utama utara–selatan berkecepatan
0,30–0,60 m/s (debit tinggi) dan 0,06–0,15 m/s (debit rendah). Hasil model transpor
menunjukkan bahwa pada debit tinggi, polutan menyebar lebih luas dan cepat
hingga ke tengah teluk, sedangkan pada debit rendah cenderung terakumulasi di
sekitar muara. Injeksi kontinu menghasilkan sebaran lebih luas dibandingkan
injeksi diskontinu, sementara difusi memperluas distribusi meskipun menurunkan
konsentrasi puncak. Skenario diskontinu adveksi–difusi menunjukkan polutan
keluar setelah ±10 bulan pada debit tinggi dan <1 bulan pada debit rendah, dengan
akumulasi konsisten di barat daya dan timur laut teluk. Temuan ini menegaskan
peran dominan arus pasang surut dalam proses adveksi polutan serta pengaruh debit
sungai terhadap tingkat akumulasi dan jangkauan sebaran. Hasil penelitian
diharapkan menjadi acuan strategi pengelolaan dan mitigasi pencemaran di Teluk
Bima.
Perpustakaan Digital ITB