Perairan utara Papua merupakan salah satu perairan Indonesia yang strategis sebagai Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP NRI) 717 yang secara fisik terhubung langsung dengan Samudra Pasifik dan jalur Arlindo (Arus Lintas Indonesia). Berbagai fenomena interaksi laut-atmosfer yang terjadi menjadikan kondisi hidrooseanografisnya yang dinamis. Untuk itu, dilakukan kajian hidrodinamika 2Dsebagai tinjauan kondisi sirkulasi arus di perairan utara Papua dan dekat titik observasi/stasiun Biak secara barotropik menggunakan model numerik MIKE21 Flow Model Hydrodynamics Module (FM HD) pada periode tertentu tahun 2015–2016. Hasil model adalah sirkulasi arus di perairan utara Papua dipengaruhi oleh sistem muson dan di perairan dekat Biak memiliki pola arus yang mengikuti pola pasang surut dengan magnitudo yang bergantung pada musim. Pola arus pasang surut bergerak dari timur ke arah barat memasuki teluk melalui tiga lajur. Kecepatan arus di perairan bervariasidengan rata-rata 0,056 pada Desember 2015 dan April 2016, 0,053 pada Juli 2016, dan 0,054 pada Oktober 2016. Rata-rata kecepatan arus tertinggi ditemukan di Selat Kurudu, yakni sekitar 2,139 m/s.